Golkar, menurut dia, akan berusaha sekuat tenaga agar pilkada dimenangkan partai berlambang pohon beringin tersebut. DPP juga tentunya akan memberikan target ke DPD I jelang Pilkada Serentak 2020. "Pokoknya Golkar sudah on fire menatap pilkada baik pilgub maupun di kabupaten/kota. Saya minta kader, simpatisan, pengurus dan akar rumput Golkar untuk merapatkan barisan," pungkas dia.
SAS-Miky Rebutan Panggung
Kontestasi calon wali kota di internal Partai Golkar Kota Tomohon memanas. Dua srikandi Syerly Adelin Sompotan dan Miky Wenur bersaing ketat. Mana kader muda mencuatnya. Di antaranya Christo Eman, Asley Rumajar dan Arther Wuwung.
Wali Kota Tomohon petahana, Jimmy Feidie Eman (JFE) sudah menjalani dua periode sebagai kepala daerah. Politisi Golkar ini diplot masuk bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut 2020 sebagai panggung politik berikutnya.
JFE ketika dikonfimasi soal wacana maju Pilgub 2020, menjawab diplomatis. "Saya bantu Pak Gubernur (Olly Dondokambey) saja, " ujar Eman, Rabu (26/6/2019).
JFE saat ini menjabat Ketua DPD II Golkar Tomohon. Meski masuk dalam satu struktur di bawah Ketua DPD I Sulut, Christiany Eugenia Paruntu, tapi ada semacam faksi di Tomohon.
Soal pernyataan JFE, pengamat politik Taufik Tumbelaka menilai hal yang wajar bagi seorang politisi.
Baca: Pengamat Politik Ferry Liando: Jualan Pilgub Tergantung Kualitas Barang (Figur)
Sebelum memberikan pernyataan terbuka, lebih dulu melempar pernyataan menggantung yang terkesan multitafsir. Pernyataan bahwa Eman akan memmbantu Gubernur bisa dimaknai berbagai arti.
Pertama, ia tak ikut Pilgub, tapi membantu dalam hal memenangkan Gubernur Olly ketika maju di Pilgub. Kedua, bisa juga diartikan ingin ikut Pilgub tapi berpasangan dengan Gubernur Olly. "Membantu Olly bisa diartikan membantu mendampingi sebagai wagub," kata dia.
Lumrah seorang politisi terus eksis di dunia politik dengan menduduki jabatan publik. Jika sudah dua periode menjabat wali kota dan bupati maka kemungkinan besar punya keinginan naik ke gubernur atau wagub. Itu sulit disangsikan. Hanya saja, setiap figur pasti punya beragam pertimbangan untuk maju. Seberapa besar peluang menang.
Tergantung Kualitas Figur
Ferry Liando, pengamat politik dari Unsrat mengatakan, figur yang digadang maju pilkada termasuk dari Partai Golkar tentu punya nilai ‘jual' ke pemilih. Apakah akan laku atau tidak sangat tergantung pasar. Biasanya tuntutan pasar itu adalah kualitas ‘barang’ (figur).
Kalau kualitas ‘barang’ bagus pasti akan laku. Namun untuk menentukan apakah ‘barang’ itu berkualitas tentu perlu pembanding. Pasar tidak mungkin melihat kualitas ‘barang’ jika hanya satu ‘barang’ yang dijual. Perlu ada ‘barang’ lain untuk dibanding-bandingkan.
Sehingga apakah itu akan laku dijual maka Golkar harus menunggu dari penjual lain. Apakah calon Golkar akan laku, tentu sangat tergantung dengan calon yang diajukan parpol lain.
Jika calon milik Golkar lebih berkualitas dari barang milik parpol lain, maka barang itu akan laku dijual. Tapi jika sebaiknya maka barang dari parpol lain yang bisa laku.
Untuk mengetahui kualitas ‘barang’ akan ketahuan kalau semua parpol sudah mengajukan figur yang akan dijual. Kapan itu? Pada saat sudah ada penetapan pasangan calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah. Masih terlalu prematur memprediksi peta kekuatan Pilkada 2020.