"Problem timbul karena Valsartan yang mengandung NDEA dan N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang berasal dari produksi. Yang lebih dahulu dari China, sekarang dari Mylan di India," jelas Prof Yoga.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tahun lalu mengumumkan beberapa obat berbahan Valsartan ditarik dari peredaran karena temuan kontaminasi zat pengotor NDMA yang dikhawatirkan berisiko kanker.
Obat yang ditarik di Indonesia spesifiknya adalah Varten Tablet 80 mg dan 160 mg buatan PT Actavis Indonesia serta Valesco Kaplet Salut Selaput 40 mg, 80 mg, dan 160 mg.
Sementara itu, dr, Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction And Neurosience (IMAN) menjelaskan dampak buruk apabila Nitrosodimethylamine masuk ke dalam tubuh manusia.
"Saat dicobakan, secara akut (NDEA dan NDMA) menyebabkan gangguan pada liver, terutama nekrosis, perdarahan. Pada penggunaan jangka panjang hasil riset menunjukkan potensi karsinogenik," jelas dr Hari.
Tak hanya itu, lebih lanjut dr Hari menerangkan bila paparan NDMA dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan mutasi gen dan kerusakan kromosom.
Valsartan merupakan obat oral yang masuk dalam kategori antagonis reseptor angiotensin II.
Obat dalam kategori tersebut bekerja dengan cara menghambat reseptor angiotensin yang dapat berujung pada pelebaran pembuluh darah, menurut penjelasan dari BPOM.
Karena sifatnya yang dapat melebarkan pembuluh darah valsartan sering dipakai untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung.
Kadang valsartan juga dipakai pada kasus serangan jantung untuk mengurangi risiko kematian dan waktu perawatan di rumah sakit.
Klik Tautan Sebelumnya
Baca: Foto-foto PNS Bugil di Majalah Playboy, Anna Bahas Soal Kesempurnaan Tubuh Perempuan
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV