Berita Kriminal

Seorang Pengusaha Kaya Divonis Hukuman Mati, Terbukti Lakukan Pelecehan Seksual ke 25 Siswi SMP

Penulis: Reporter Online
Editor: Gryfid Talumedun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelecehan seksual

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang Pengusaha melakukan suatu hal yang tidak manusiawi. 

Seorang pengusaha melakukan pelecehan seksual atau memerkosa lebih dari 25 siswi SMP.

Karena terbukti, pengusaha kaya ini sekaligus mucikarinya dihukum mati.

Diketahui, seorang pengusaha muda paksa puluhan gadis usia 14 tahun selama dua tahun lamanya.

Kasus seorang pengusaha berhubungan intim dengan 25 siswi SMP terjadi di China.

Sang pengusaha yang berasal dari China itu dieksekusi mati karena berdasarkan hukum di China.

Baca: Hasil Australian Open 2019 - Jonatan Christie dan Anthony Ginting akan Berduel di Partai Final

Follow Facebook:

Vonis mati juga dijatuhkan pada seorang mucikari yang memasok gadis-gadis muda itu pada sang pengusaha.

Pengusaha di China itu telah dieksekusi mati setelah terbukti bersalah memperkosa 25 gadis dalam dua tahun terakhir.

Eksekusi terhadap Zhao Zhiyong merupakan perkembangan terbaru dalam kasus yang melibatkan lebih dari 30 korban yang berusia muda di empat SMP Weishi County.

Diwartakan South china Morning Post Rabu (5/6/2019), terdapat 14 bocah yang berusia di bawah 14 tahun yang menjadi korban dari pengusaha berusia 49 tahun itu.

Pemberitahuan bahwa eksekusi telah dilaksanakan kepada mantan chairman Tianyuan Flour Products di Weishi County telah dipajang di Pengadilan Menengah Rakyat Kaifeng.

Dalam persidangan, diketahui bahwa Zhao telah memaksa seorang perempuan dewasa bernama Li Na untuk menyediakan bocah kepadanya antara Juni 2015 hingga Januari 2017.

Beberapa dari korban malah menjadi pemasok bocah lain kepada Zhao.

Baca: Mahasiswi Ini Ingin Seperti Barbie, Bukannya Terlihat Cantik Ia Malah Dijuluki Monster

Zhao Ziyong, pengusaha 49 tahun yang dieksekusi mati setelah terbukti memperkosa 25 gadis muda ((Weibo via SCMP))

Zhao Ziyong, pengusaha 49 tahun yang dieksekusi mati setelah terbukti memerkosa 25 gadis muda, dengan 14 korban di antaranya berusia di bawah 14 tahun.

Kasusnya diketahui publik pada April 2017 setelah catatan berisi kejahatan itu bocor.

Hanya sedikit yang diketahui dari perkembangan kasus itu hingga kantor berita Xinhua melaporkan Zhao disidang pada Oktober 2018 dan dijatuhi hukuman mati.

Li Na juga divonis mati.

Sementara suaminya Liu Hong yang yang bertindak sebagai sopir dan memperkosa beberapa korban mendapat hukuman 18 tahun penjara.

Pria lain bernama Zhou Hexin yang dilaporkan sempat berhubungan intim dengan beberapa korban dijatuhi 12 tahun penjara.

Kecuali Li Na, semua terdakwa mengajukan banding yang kemudian ditolak.

Berhubungan intim dengan gadis di bawah usia 14 tahun masuk ke dalam kategori perkosaan dengan hukuman bervariasi mulai dari 10 tahun penjara hingga vonis mati.

Profesor hukum Universitas Tsinghua Zhou Guangquan kepada People's Court News Januari lalu berkata, hukuman itu menunjukkan ketegasan negara dalam menindak kejahatan seksual.

Ayah Bunuh Anak Karna Ketahuan Selingkuh

Tragis, Seorang anak habisi ayah sendiri setelah kedapatan berselingkuh.

Pemuda 19 tahun ini rencanakan pembunuhan kepada orangtuanya karena sang ayah sering berselingkuh.

Sang Pemuda ini pun meminta bantuan temannya untuk melakukan aksinya.

Diduga karena kesal ayahnya selalu berselingkuh, faktor utama sebab ia bertindak nekat dengan mangakhiri hidup ayah sendiri.

Tiga lubang tikaman pun membekas di tubuh sang Ayah.

Dikutip dari Surya Malang.com, Rasa kesal kepada ayahnya karena selingkuh, Ajay (19) merencanakan pembunuhan kepada ayahnya Ramayan Pandey (45).

Dalam pembunuhan ini, Ajay melibatkan dua orang lain.

Tiga orang ini membunuh Pandey Koloni Aarey, di India pada Rabu (5/6/2019) malam.

Pandey tewas dengan luka bekas tikaman di leher, dada, dan perut.

Polisi mengatakan motif pembunuhan itu adalah karena Ramayan Pandey kepergok selingkuh.

Terbongkarnya kasus pembunuhan ini bermula setelah polisi menerima laporan adanya pria terluka dan ditemukan terbaring di dekat Koloni Aarey.

Baca: Terungkap 3 Alasan Soeharto tak Mau Bertemu Habibie hingga Masa Jabatan Presiden ke-3 Berakhir

Setelah mendapat laporan itu, polisi bergegas ke tempat itu.

Polisi menemukan Pandey dalam kondisi mengenaskan, dan tubuhnya dipenuhi genangan darah.

Ada bekas tikaman di bagian leher, dada, dan perut Pandey.

Kemudian Pandey dibawa ke RS Trauma Care untuk perawatan.

Sebelum sempat ditangani dokter, Pandey meninggal dunia.

Kemudian polisi mencari kartu identitas di tubuh korban.

Polisi hanya menemukan ponsel di tubuh korban.

Dari nomor ponsel itulah identitas korban diketahui.

Kemudian polisi memanggil Ajay untuk mengenali tubuh ayahnya, dan mendaftarkan kasus pembunuhan itu di kantor polisi Aarey.

Selama penyelidikan, polisi menginterogasi keluarga dan tetangga korban.

Berdasar hasil interogasi itulah polisi menemukan bahwa korban memiliki hubungan kurang harmonis dengan Ajay sejak beberapa bulan terakhir.

Kemudian polisi mulai menyelidiki keterlibatan Ajay dalam kasus pembunuhan tersebut.

Polisi menemukan remaja itu tidak menunjukkan penyesalan atas kematian ayahnya.

Setelah menemukan celah dalam pernyataan Ajay, polisi memeriksa catatan panggilan ponsel yang menunjukkan lokasinya di Aarey Colony sekitar waktu pembunuhan.

Mereka lalu melakukan proses interogasi yang lebih terperinci, sampai akhirnya Ajay mengakui perbuatannya.

Dalam waktu 24 jam sejak terungkapnya kasus ini, polisi telah menangkap tiga orang.

Tiga orang itu dijatuhi hukuman yang sesuai ketentuan KUHP India untuk kasus pembunuhan.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id

Follow Facebook Tribun Manado:
Follow Instagram Tribun Manado:
Subcribe Youtube Tribun Manado TV:

Berita Terkini