TRIBUNMANADO.CO.ID - Sekjen Persepi (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia), Yunarto Wijaya menanggapi perihal pernyatan Prabowo Subianto yang menyebutkan bahwa Lembaga Survei bohong ini harus pindah ke Antartika.
Tanggapan Yunarto Wijaya yang juga Direktur Charta Politika ini disampaikan di acara Mata Najwa, di hadapan Najwa Shihab, BPN Prabowo-Sandiaga dan juga TKN Jokowi-Maruf, Rabu (25/4/2019).
Sebelum Yunarto Wijaya memberikan tanggapan, video orasi Prabowo Subianto saat acara syukuran kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019) ini kembali diputarkan.
Dalam orasinya, Prabowo Subianto menyebut Lembaga- Lembaga Survei yang mengumumkan hasil Quick Count Pilpres 2019 sebagai pembohong.
Baca: Debat Usai Pemilu Mata Najwa Trans7 24/04/19, Prabowo Presiden, Hasto: Jangan Klaim Sepihak
Prabowo Subianto pun meminta rakyat untuk tak mempercayai Lembaga Survei.
"Percayakah kalian kepada lembaga-lembaga survei abal-abal? Hei, tukang bohong-bohong.
Hei rakyat tidak percaya sama kalian. Di sini ada televisi-televisi biar dengar suara rakyat," ujar Prabowo dalam orasinya dnegan nada tinggi.
Tak hanya itu, Prabowo Subianto juga meminta agar lembaga-Lembaga Survei untuk pindah dari negara Indonesia ke Antartika.
"Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin bisa pindah Antratika. Hei Lembaga Survei bohong, kalian bisa bohongi penguin di Antartika," lanjut Prabowo.
Menanggapi video orasi Prabowo tersebut, Najwa Shihab pun bertanya kepada Yunarto Wijaya untuk memberikan tanggapannya.
"Tukang survei bohong pindah ke Antartika bagaimana tanggapan Anda?," tanya Najwa Shihab selaku pembawa acara Mata Najwa.
Secara tegas, Yunarto Wijaya menjawab bahwa Lembaga Survei memiliki payung hukum dan bukan seperti sihir.
Jawaban Yunarto Wijaya ini pun menyinggung soal pernyataan dari Ustaz Bachtiar Nasir yang pada 17 April 2019 silam menyebut hasil Lembaga Survei itu adalah sihir science.
"Saya sangat-sangat membenarkan science, tapi kali ini science-nya lagi error. Kali ini kelihatannya terlalu nampak kekurangannya, ini bagian dari sihir science," ujar Ustaz Bachtiar Nasir.
Yunarto Wijaya tanggapi Prabowo yang menyuruh Lembaga Survei pindah ke Antartika (Youtube Najwa Shihab)
"Yang jelas kami bukan sihir science atau setan seperti istilah Ustaz Bachtiar Nasir ya karena keberadaan survei itu dilindungi oleh PKPU no 10 tahun 2018 pasal 28 ayat 1-3," jawab Yunarto Wijaya tegas.
"Jadi kalau ada yang mengatakan ini sihir ya dihapus saja secara aturan," tambahnya tak kalah menohok.
Baca: Usai Pemilu Mata Najwa 24/04/19, Wawancara Eksklusif, Reaksi Jokowi soal Deklarasi Kemenangan 02
Tak hanya itu, Yunarto Wijaya pun menyebutkan bahwa pihaknya ini sudah buka-bukaan terkait data hingga dana Lembaga Survei.
"Yang kedua kita bicara logika saja yang bisa dipertanyakan balik, selama ini kita dituduh macam-macam dan kami kemarin sudah melakukan expose data secara keseluruhan terkait dana, data sampai ke level TPS sayangnya BPN mengatakan tidak mau datang," tuturnya.
Selain itu, Yunarto Wijaya pun singgung soal perbedaan Quick Count dan survei.
"Dan publik melihat logika bisakah dari BPN misalkan Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan dalam sejarah Quick Count Pilpres dan Pilkada perbedaan data yang bisa menjelaskan Lembaga Survei salah, sepertinya Ustaz Bachtiar Nasir tidak mengerti perbedaan Quick Count dan survei," ujar Yunarto Wijaya.
"Sebutkan satu saja ketika Quick Count mengalami kesalahan," lanjutnya.
Kemudian, Yunarto Wijaya pun mengungkit kembali soal sujud syukur Prabowo Subianto di Pilpres 2014.
Menurut Yunarto Wijaya, bisa jadi karena kejadian Pilpres 2014 silam usai sujud syukur ternyata hasilnya salah, maka membuat Prabowo Subianto trauma terhadap Lembaga Survei.
"Kecuali Pak Prabowo sujud syukur tahun 2014, mungkin itu yang membuat Pak Prabowo trauma pada Lembaga Survei," bongkar Yunarto Wijaya.
"Yang kedua, saya tidak mengerti dengan logika yang dibangun oleh pak Prabowo. Saya pikir kalau saya jadi pak Prabowo, saya akan pecat orang yang melakukan Real Count atau Quick Count.
Quick Count 52%, Real Count 62%, margin of error 10 %. Ini buat apa ditampilkan, jadi ini yang bermasalah Quick Count atau Real Count-nya Exit poll nya beda lagi 55%.
Jadi saran saya Pak Prabowo pecat Real Count atau Quick Count mungkin akan ketahuan masalahnya," tandas Yunarto Wijaya.
Pernyataan Yunarto Wijaya ini pun menuai perhatian seorang warganet di Twitter.
Dalam cuitannya, warganet dengan akun Capres Abadi @P3nj3l4j4h memuji pernyataan Yunarto Wijaya.
"Saran yang bagus dr mas @yunartowijaya semoga saran ini di dengar langsung oleh wowo agar tidak lg jd korban php dari hasil survey yg menangkan beliau.
Bersikap Legowo dan mengakui kemenangan lawan secara kesatria itu lebih baik," tulis akun @P3nj3l4j4h.
Baca: Sandiaga Tak Hadiri Acara Syukuran Relawan 02, Beliau Beralasan Begini!