Mengibaratkan kisah cinta tersebut, Roy Marten singgung sebuah pertandingan yang telah berakhir.
"Menurut saya pertandingannya sudah selesai, sebagai tim kita sudah selesai, tim kita kalah, jadi harus dibentuk tim untuk memulai pertandingan baru, karena itu masa lalu," jelas ayah Gading Marten.
"Dalam berjalannya tim ini kalah, nggak sampai garis finish," lanjut Roy Marten.
Roy Marten pun mengklaim dirinya ikut merasakan kesedihan sang putra, Gading Marten.
"Harus kuatkan hati kita untuk menuju finish yang lain," ujar Roy Marten.
"Iya (lihat), hanya nangis aja," tambah ayah Gading Marten itu.