Ramyadjie Menyamar Jadi Perempuan saat Bobol ATM

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini penampakan Ramyadjie Priambodo saat membobol ATM.

"Kami ralat bahwa yang bersangkutan bukanlah keponakan Pak Prabowo, dia adalah kerabat jauh," ujar Dasco.

"Kalau kerabat dekat pasti pakai nama Djojohadikusumo begitu loh. Jadi saya keberatan kalau itu dikabarkan keponakan Pak Prabowo," kata Dasco yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

Dasco juga membantah bahwa uang hasil pembobolan ATM yang dilakukan RP mengalir untuk dana kampanye Prabowo. Dasco menegaskan bahwa Partai Gerindra tidak ada hubungannya dengan pembobolan ATM itu.

"Kami enggak ada hubungannya dengan masalah pembobolan itu, apalagi dananya buat partai, enggak bener itu. Atas isu-isu itu kami akan laporkan ke kepolisian," ujar Dasco.

Menurut Dasco, pihaknya mempercayakan kepada kepolisian yang menangani kasus pembobolan ATM yang dilakukan RP. "Silakan pihak kepolisian memproses secara hukum. Kami dari Partai Gerindra maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sangat keberatan dengan berita-berita seolah-olah ini ada berita dengan Partai Gerindra," ujar Dasco. Tak hanya itu, Dasco juga mengatakan bahwa pihak Partai Gerindra akan melaporkan pihak-pihak yang menyebarluaskan kabar yang belum pasti kebenarannya ini kepada kepolisian.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf meminta pihak kepolisian menelusuri aliran dana hasil kejahatan milik Ramyadjie Priambodo bermuara. TKN mengira ada aliran dana yang digunakan dalam kampanye paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Hal itu didasarkan pada keterkaitan Ramyadjie Priambodo yang pernah berposisi sebagai bendahara salah satu organisasi sayap Partai Gerindra, yakni Tunas Indonesia Raya (Tidar).

"Polisi perlu mendalami apakah ada aliran dana hasil kejahatan Ramyadjie yang digunakan dalam kampanye Prabowo-Sandi? Kita tunggu hasil pendalaman kepolisian," kata Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Inas N Zubir.

Tidak Pengaruhi Elektabilitas

Terpisah, Pengamat Politik Center for Strategic International Studies (CSIS), Philip J. Vermonte mengatakan kasus skimming yang melibatkan Ramyadjie tidak akan mempengaruhi elektabilitas calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Menurutnya, hal-hal tersebut justru akan menguatkan keyakinan para pemilihnya, bahwa ada pihak-pihak yang ingin memperburuk citra kandidat yang dipilih mereka, dengan cara yang kurang baik.

Philip menambahkan, para pemilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, telah yakin dengan pilihan kandidat yang akan dipilihnya. "Kalau soal pelaku skimming, yang ada hubungan kekerabatan dengan pak Prabowo, mungkin sepanjang itu tidak dibuktikan terkait langsung dengan kampanye dan lain-lain, menurut saya itu juga tidak akan berpengaruh.

Karena pada prinsipnya, pemilih hari ini dalam pemilihan presiden sudah punya determinasi dia mau memilih capres yang mana gitu. Sehingga hal itu mungkin tidak akan mempengaruhi, malah mungkin menguatkan pandangan bahwa (pihak) calon yang lain berusaha melemahkan calonnya dia," kata Philip J Vermonte.

"Namun, bila kasus tersebut terbukti berkaitan dengan pembiayaan ongkos politik selama Pemilu 2019 berlangsung sebelum hari pencoblosan, maka perolehan suara akan cenderung berkurang," tambah Philip. (Tribun Network/fah/fik/nis/len/wly)

Berita Terkini