Gempa Hybrid Gunung Karangetang Masih Terjadi

Penulis: Alpen_Martinus
Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

visual Gunung Karangetang di Sitaro

Gempa Hybrid Gunung Karangetang Masih Terjadi

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO, SITARO- Setelah kemarin sempat naik aktivitasnya, pagi ini aktivitas gunung Karangetang berukurang lagi, Selasa (19/3).

Namun memang menurut Kepala PGA Karangetang Yudia Tatipang, secara visual tidak terlihat asap lantaran puncak gunung tertutup kabut.

Namun secara kegempaan guguran terjadi sekali dengan amplitudo 5 mm, durasi 19 detik, hembusan 3 kali dengan amplitudo 5-20 mm, durasi : 7-26 detik.

Baca: Beli Barang Tak Lunas, Raldy Diamankan Polres Minsel

Baca: Warga Pemilih Disabilitas Bisa Didampingi

Juga gempa hybrid tercatat terus sebanyak 8 kali dengan amplitudo 4-20 mm, S-P 0 detik, durasi 6-7 detik dan microtremor terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).

"Makanya status gunung Karangetang masih pada level III atau siaga," jelasnya.
Sedangkan rekomendasi PVMBG Bandung pun belum berubah, warga masih tetap yaitu dilarang mendekati,  melakukan pendakian atau beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak kawah dua (Kawah Utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat-Baratlaut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.

Warga yang berada di area Baratlaut-Utara dari Kawah Dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran gunung Karangetang yaitu di luar zona bahaya.

Baca: Oma Deyce Assa Pingsan Mengetahui Rumahnya Terbakar

Baca: Balita Mengadu Kalah Berkelahi, Ayah Cekik Lawannya Bocah 3 Tahun hingga Tewas, Pelaku Alami Ini!

Baca: Deretan Fakta Prostitusi Online Mahasiswi di Yogyakarta, Tarif, Cara Booking hingga Hamil 8 Bulan

Masyarakat tetap dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (Amg)

Berita Terkini