TRIBUNMANADO.CO.ID - Dentuman artileri dan suara memekakkan telinga dari bom yang dijatuhkan dari jet tempur terdengar dari Baghouz, sebuah desa di Suriah.
Di tempat itulah, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) mati-matian mempertahankan wilayah yang kini menjadi benteng terakhir mereka.
"Masa terakhir ISIS baru saja dimulai," ucap pejabat Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Jiaker Ahmed seperti dilansir AFP Rabu (13/3/2019).
Pasukan aliansi milisi Kurdi dan Arab itu menggempur Baghouz secara intens dalam sebulan terakhir dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Seorang petinggi anonim SDF menuturkan, mereka melancarkan serangan selama tiga malam beruntun untuk mendesak ISIS dari wilayah mereka di perbatasan Irak itu.
Petinggi itu menjelaskan ISIS sempat melancarkan serangan balasan dengan menggunakan bom bunuh diri sebanyak dua kali. Satu pada pagi, satunya di sore hari.
Baca: Kapolri Ungkap Terduga Teroris di Sibolga adalah Bagian Jaringan Berafiliasi ISIS.
"Serangan kedua bahkan lebih kuat karena mereka melancarkannya dengan berlindung menggunakan asap yang dihasilkan saat bom pertama," kata petinggi itu.
Pejabat itu mengungkapkan anggotanya berhasil menghentikan pelaku bom bunuh diri ISIS sebelum mereka mencapai pos di mana SDFberada.
Delil, seorang anggota SDF mengatakan operasi mereka saat ini terhalang oleh badai pasir.
"Itu menguntungkan mereka. Namun setelah itu, mereka milik kami," tegasnya.
Di luar Baghouz, puluhan warga yang mengungsi duduk di sebuah lapangan dengan bunga kuning, sehari ribuan anggota ISIS yang selamat menyerahkan diri.
Juru bicara SDF Mustafa Bali menjelaskan ada sekitar 3.000 anggota ISIS yang menyerah dalam 24 jam terakhir.
"Momen terakhir dalam pertempuran ini semakin dekat," ujarnya.
Namun pejabat anonim SDF mengungkapkan perjuangan mereka lebih berat karena masih banyak anggota ekstremis yang bersembunyi di Baghouz.
Meski begitu, juru bicara koalisi AS Sean Ryan dengan yakin mengatakan ISIS tidak mempunyai ruang untuk melakukan manuver.