Meski akun ini masih salah soal jenis burung di foto, namun dia telah menyuarakan jangan ada eksploitasi atas burung ini.
Tyto rosenbergii adalah hewan yang beraktivitas di malam hari, siang adalah waktu mereka tidur.
Namun, kehidupan mereka berbalik 180 derajat ketika sudah berada di tangan warga penjual jasa foto langsung cetak dari Kanonang, Minahasa.
Para penjulan jasa ini menyebar di sejumlah tempat wisata.
Burung lucu dan imut ini dipaksa bekerja di siang hari demi pundi-pundi rupiah tuannya.
Hingga bulunya rontok, tak bergairah, hingga waktunya dikandangkan, bahkan mati.
Peneliti burung dari Wildlife Conservation Society, Iwan Honuwu memastikan burung-burung yang mendampingi penjual jasa foto langsung cetak tersebut adalah Tyto rosenbergii atau lebih dikenal Sulawesi Masked Owl.
Burung ini adalah spesies burung hantu dalam family Tytonidae.
Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, Sangihe dan Kepulauan Banggai. Iwan sangat menyayangkan adanya eksploitasi pada burung ini.
“Karena sebenarnya burung ini adalah burung malam. Aktifitasnya di malam hari, termasuk mencari makan. Siang hari harusnya dia istirahat, tidur, tapi dipaksa untuk aktif,” ujarnya.
Penggiat lingkungan dari Perkumpulan Pemberdayaan Masyarakat dan Konservasi Alam (Yapeka), Agustinus Wijayanto mengatakan Tyto rosenbergii memang belum masuk dalam daftar jenis yang dilindungi dalam PP Nomor 7 Tahun 1999. Burung ini sebagai pengontrol hama seperti tikus.
Jika banyak diburu ini akan berdampak pada peningkatan populasi tikus yang juga berdampak pada hasil pertanian warga seperti padi, umbi-umbian dan palawija.
“Burung hantu sejenis Tyto rosenbergii ini sebenarnya bisa dikembangbiakkan dengan aturan yang berlaku dalam masyarakat," katanya
"Sehingga burung ini tidak punah di kemudian hari. Di Jawa sudah ada penangkaran burung hantu. Kita mendesak semua pihak agar ikut peduli dengan satwa liar dengan tidak mengeksplotasinya,” tambahnya
(Tribunmanado.co.id/Finneke Wolajan)