Kisah Eha Soleha pegadang kopi keliling jadi caleg, Saat Diajak Nyaleg Oleh Pelanggan
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Ada anggapan di masyarakat kalau ingin maju sebagai caleg harus memiliki modal besar.
Hal itu dikarenakan biaya kampanye untuk maju sebagai caleg harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar.
Banyak caleg yang harus merogoh kocek dalam agar bisa terpilih menjadi anggota dewan.
Baca: Klaim BPN: Elektabilitas Prabowo-Sandi Lebih Unggul Tipis dari Jokowi-Maruf
Baca: Pada Hari Minggu 10 Maret 2019, Jokowi dan Sandiaga Uno akan Bersama
Baca: Saat Miljan Radovic Ungkapkan Kritik pada Bobotoh, Kapten Persib Tampak Lesu hingga Meringkuk
Baca: Prabowo-Sandiaga Cari Dana untuk Pemilu, Fahri Hamzah: Luar Biasa, Saya Terharu
Tapi, hal itu tidka berlaku bagi caleg asal Cilegon ini.
Dia lah Eha Soleha, seorang pedagang kopi keliling yang berani maju sebagai caleg DPRD Kota Cilegon.
Janda yang maju sebagai caleg dari PPP ini memberanikan diri meski tidak memiliki modal.
Dalam acara Mata Najwa yang tayang di Trans7 , Kamis (7/3/2019) ini, Eha Soleha menceritakan bagaimana dirinya bisa maju sebagai caleg.
Selama 3 tahun ini, Eha Soleha bekerja sebagai pedagang kopi keliling.
Cerita pedagang kopi keliling, Eha Soleha maju sebagai Caleg DPRD Kota Cilegon (Repro YouTube Mata Najwa di Trans7)
Ia berdagang kopi di pasar mulai dari tengah malam hingga pagi hari.
Saat berjualan, dirinya tiba-tiba diajak oleh pelanggan istimewanya untuk maju sebagai caleg.
"Yang ngajak saya nyaleg itu pelanggan kopi saya,Pelanggan istimewa ternyata dia Ketua DPC PPP," kata Eha Soleha dalam acara yang dipandu Najwa Shihab itu.
Lanjutnya, ia diajak maju sebagai caleg karena dianggap menginspirasi.
Eha pun menuturkan cerita lucunya saat pelanggannya itu meyakinkannya untuk maju sebagai caleg.
"Kamu mau gak dijadiin caleg. Kamu janda kan? mau ya ta' jadiin caleg. Ya barangkali biar dapet laki," katanya seraya diikuti tawa oleh para penonton di studio.
Eha Soleha mengaku terus mendapatkan motivasi, sebab ia menanggap kalau politik itu bukan milik orang kaya saja, tapi hak semua orang.