"Saat berada di psikolog itu, korban menceritakan bahwa hidupnya sangat tertekan," tutur Tarseno.
"Dari situlah terungkap, apa yang telah dilakukan bapak, kakak, dan adiknya," lanjut Tarseno.
Korban bercerita kepada psikolog, perlakuan itu ia dapat sejak 17 hari tinggal bersama dengan keluarganya.
Tepatnya, tragedi itu terjadi dua tahun yang lalu.
Baca: Bidan Desa Ini Ngaku Diperkosa Kawanan Perampok, Kapolda Temukan Banyak Keganjilan: Tak Ada Sperma
Baca: Polisi Pastikan Pemerkosa Bidan di Ogan Ilir Berjumlah Lima Orang
Baca: 5 Pelaku Perampokan dan Pemerkosaan Bidan Desa Terungkap! Kapolda Marah dan Beberkan Kronologinya
Awalnya M atau ayah kandungnya menjadikan korban pelampiasan nafsu.
Kakak korban, dan sang adik ternyata juga ikut melakukan hal serupa.
Diketahui kakak korban merupakan pekerja pemetik buah kelapa.
Sedangkan sang adik seorang pengangguran.
Korban diperkosa ketiga anggota keluarganya itu menurut kemauan masing-masing terduga pelaku.
"Kalau yang satu inginnya pagi ya pagi, kalau yang satu inginnya siang ya siang, itu setiap hari," kata Tarseno.
Cerita yang paling tragis, korban mengatakan dirinya bahkan pernah diperkosa hingga lima kali dalam satu hari.
Baca: Minta Air Minum ke Penjaga Sekolah, Siswi SMA di Manado Pingsan Setelah Minum saat Sadar Sudah Bugil
Baca: Soal Kasus Siswi SMA di Manado Diperkosa Penjaga Sekolah, Satgas PPA Sulut Beri Bantuan Hukum Gratis
Baca: 9 Fakta Siswi SMA di Manado Diperkosa Penjaga Sekolah: Minuman Diisi Cairan hingga Kepsek Dipanggil
"Bahkan dalam satu hari satu malam, bisa empat sampai dengan lima kali," tukas Tarseno.
Korban kembali mengungkapkan dirinya juga tak diberi makan oleh keluarganya.
Meskipun ia mendapat tugas untuk memasak, namun korban atau AG terkadang tidak mendapatkan makan.
"Korban belum tentu sehari makan sekali," ujarnya.