Lava Gunung Karangetang

Pengungsi Karangetang Kembali Dipindahkan, Kali Ini ke Shelter Paseng

Penulis: Alpen_Martinus
Editor: maximus conterius
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oma Sopia Tumamilang, satu di antara pengungsi yang harus dibantu tim penyelamat saat dipindahkan dari GMIST Nazaret Niambangeng ke shelter Paseng, Siau Barat, Kamis (7/2/2019).

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Pengungsi bencana alam guguran lava Gunung Karangetang yang mengungsi di GMIST Nazaret Kawahang akhirnya dipindahkan ke Shelter Paseng, Siau Barat, Kamis (7/2/2019).

Para pengungsi dipindahkan menggunakan sepuluh angkutan umum. Mereka dibantu oleh BPBD Sitaro, Basarnas Manado, Dinsos, TNI, Polri.

Mulai orang tua, anak, hingga usia lanjut dibawa. Terlihat beberapa usia lanjut dibopong oleh petugas lantaran sudah tidak bisa berjalan dengan baik, juga ada yang penglihatan tidak berfungsi baik.

Oma Sopia Tumamilang, misalnya, harus digandeng oleh petugas lantaran sudah menggunakan tongkat dan mata sudah tidak berfungsi lagi.

Baca: Karangetang Berbahaya, Bupati dan Wakil Bupati Sitaro Gagal Kunjungi Pengungsi di Batubulan

"Saya ditemani keponakan saya yang tinggal bersama. Saat dievakuasi kemarin dari rumah di dusun Niambangeng dibantu petugas," jelasnya.

Ia memang merasa takut dengan kejadian bencana alam guguran lava Karangetang tersebut.

"Senang dipindahkan karena takut juga, bagaimana mata juga sudah tidak bisa melihat," jelas dia.

Lava Gunung Karangetang mengalir menuju laut, Kamis (7/2/2019). Gambar diambil dari KN SAR Bima Sena. (Tribun Manado)

Lili Pangulimang yang tinggal bersama Oma Sopia mengatakan, perlengkapan berupa pakaian sudah dibawa.

"Kemarin mereka minta kami agar mengungsi, jadi bawa pakaian saja. Kami berharap ini segera usai dan kami bisa kembali ke rumah," jelasnya.

Baca: Pengungsi Gunung Karangetang Dipindahkan dari GMIST Nazaret Kawahang

Ia mengatakan rumah sudah ditutup, namun suaminya nanti yang akan cek.

Lili juga membawa anaknya Avinanda Beta yang duduk di kelas 2 SMP Kiawang.

"Sementara waktu tidak sekolah, lantaran tidak bawa seragam sekolah, buku juga tidak bawa," kata Avinanda.

Para pengungsi Gunung Karangetang beristirahat di shelter Paseng, Siau Barat, Kamis (7/2/2019). (Tribun Manado)

Estefan Pangasi, pengungsi lainnya yang masih siswa kelas 1 SMA, belum sekolah sejak Senin lantaran mengungsi.

"Tidak tahu kapan akan sekolah, sebab tidak bawa seragam dan buku, tertinggal ndi rumah semuanya," jelasnya.

Baca: Erupsi Gunung Karangetang Meningkat, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat, Warga Dipaksa Mengungsi

Sementara Oma Thelma Katilahe senang bisa dipindahkan mengikuti aturan pemerintah ke tempat buang lebih aman.

"Sudah ambil baju kemarin, jadi sudah ada baju ganti. Cuma ini belum ada kasur," katanya.

Sebanyak 137 pengungsi yang dipindahkan dari dari GMIST Nazaret Niambangeng ke lokasi shelter. (*)

Berita Terkini