Sulawesi Utara

Badan Perbatasan Beber Kendala Program Tol Laut Sulut

Penulis: Ryo_Noor
Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdinand Mangumbahang

Kendala pertama soal frekuensi pelayaran kapal.

Kapal melintas tol laut hanya sebulan sekali

"Kapal Induk itu bahannya sebulan sekali," kata dia.

Efektifnya kapal induk itu dua kali sebulan, kemudian kapal penghubung itu seminggu dua kali.

Perputaran dagang tetap harus dipenuhi meski tanpa kapal tol laut, maka pengusaha masih menggunakan kapal pelayaran yang biasa untuk menjangkau Manado dan Bitung

"Padahal kapal tol laut ini harganya lebih murah, sampai 30 persen, karena jarang terpaksa pengusaha pakai kapal biasa meski lebih mahal," kata dia.

Upaya sudah dilakukan dengan meminta penambahan armada kapal di Kemenhub tapi baru sebatas usulan.

Kendala kedua soal infrastruktur, yakni pelabuhan dan transportasi penghubung pendukung .

Dermaga di pulau masih butuh peningkatan fasilitas.

Semisal lampu, kemudian untuk mencapai desa-desa butuh truk pengangkut, kemudian speedboat untuk mengangkut ke rute tertentu di pulau.

Kendala ketiga menyangkut suplai komoditi kepulauan.

Persoalannya selesai kapal memasok barang ke kepulauan, kembali dalam keadaan kosong tak ada barang yang dipasok kembali, padahal ada beberapa potensi komoditas perdagangan yang bisa diupayakan, seperti cengkih, kopra, pala, 

"Di Talaud, ada serat abaka, limbah kelapa, seperti arang tempurung, sabut kelapa, bahkan batang kelapa diminati," ungkap dia 

Ada lagi potensi perikanan, namun khusus ini harus ada fasilitas cold storage , semacam kontainer khusus.

Masalah ini sebenarnya butuh campur tangan pemerintah setempat, ada 3 Pemkab di daerah kepulauan, Sangihe, Talaud dan Sitaro.

Halaman
123

Berita Terkini