Bahan kimia senyawa glifosat (Glyphosate) juga terlacak dari penelitian itu, tetapi berada di tingkat yang lebih rendah.
Dipasarkan dengan merk Roundup di Amerika Serikat, bahan kimia glisofat ini digunakan secara meluas.
Tetapi keberadaannya sering menjadi sasaran kritik kalangan peduli kesehatan dan lingkungan setelah sebuah hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai "kemungkinan bersifat karsinogenik".
Baca: Tahlis Serahkan Bantuan kepada 23 Kelompok Nelayan
Baca: Survei Terbaru PDI-P Paling Solid Dukung Jokowi-Maaruf, Steven Kandouw: Kadernya Loyal dan Militan
Baca: Pasien Kusta Di Boltim Meningkat, Aviv, Dinkes Turun Identifikasi Langsung
Bagaimanapun, bahan kimia senyawa herbisida ini paling banyak digunakan di Eropa, karena para pejabat Uni Eropa tidak setuju apabila produk tersebut masuk kategori karsinogen atau penyebab kanker.
Namun di Amerika Serikat, seorang penjaga taman yang menggugat produsen pembuat bahan kimia itu telah mendapatkan ganti rugi setelah pihak pengadilan menyepakati bahwa bahan kimia itu menyebabkan kanker stadium akhir.
Weedkiller atau cairan penghilang rumput liar rencananya akan dilarang di Prancis pada tahun 2021, dan keberadaan zat itu pada popok bayi menjadi berita utama di negara itu ketika laporan penelitian itu dirilis.
"Anses merekomendasikan untuk menghilangkan bahan kimia yang ditemukan dalam popok bayi sekali pakai, atau menguranginya sebanyak mungkin," kata Badan kesehatan nasional Prancis, Anses, dalam sebuah pernyataan.
Rekomendasi itu termasuk menghentikan penggunaan semua jenis parfum dalam popok bayi, katanya.
Mereka juga menyerukan langkah-langkah pengaturan yang lebih ketat di tingkat Uni Eropa - sesuatu yang menjadi prioritas pemerintah Prancis agar disetujui oleh Uni Eropa setelah hasil penelitian itu diumumkan.
Asosiasi yang menghimpun produsen produk higienis di Prancis, Group'hygiène, merilis pernyataan menyikapi laporan tersebut, denganm engatakan bahwa lebih dari tiga miliar popok digunakan setiap tahun tanpa efek kesehatan yang merugikan.
Baca: Target PBB Kotamobagu Tahun 2019 Rp 6.5 M
Baca: DPRD Desak Pemkot Tetapkan KLB, Korban DBD Sudah 8 Orang
Baca: Kalapas Pastikan Ahok Bebas Tanpa Ada Keistimewaan
Berbagai upaya untuk mengontrol kualitas dan keamanan sudah dilakukan, katanya.
Direktur pelaksana asosiasi itu, Valérie Pouillat, mengatakan produsen akan "bekerja sama dengan pihak berwenang untuk terus memenuhi harapan konsumen".
Setelah laporan penelitian Badan kesehatan nasional Prancis itu diumumkan, Yayasan lembaga konsumen Belgia, Test Achats (juga dikenal sebagai Test-Aaankoop) telah merilis hasil pengujian mereka terhadap popok bayi, yang akan diterbitkan pada bulan depan.
Mereka menyatakan ada temuan bahan kimia, tetapi "tidak perlu dikhawatirkan".
"Perbedaan hasil penelitian ini... mungkin dijelaskan oleh fakta bahwa zat yang diteliti tidak identik, dan bahwa ada perbedaan merk popok dari satu pasar ke pasar lainnya," katanya.