Laporan Wartawan Tribun Manado Fernando Lumowa
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Padam total (blackout) sistem kelistrikan di Sulawesi Utara dan Gorontalo pada Minggu (6/1/2019) dan Kamis (10/1/2019) disebabkan gangguan pada sisi transmisi tegangan tinggi 150 kV.
GM PLN Pembangkit dan Penyaluran (Kitlur) Sulawesi Purnomo mengatakan, blackout pada Minggu karena kerusakan relay proteksi di jaringan transmisi Gardu Induk (GI) Lopana ke Gas Insulated Switchgear (GIS) Teling.
Tidak berfungsinya relay tersebut mengakibatkan berhentinya operasional sejumlah pembangkit.
Kemudian, blackout pada Kamis (10/1/2019) malam mulai pukul 18.19 Wita diakibatkan putusnya kabel dari GU Amurang ke Kapal Listrik LMVPP Zeynep Sultan.
Gangguan ini menyebabkan blackout di Sulut dan Gorontalo.
Baca: Listrik Padam, Begini Penjelasan PLN Suluttenggo soal Pemadaman pada Kamis (10/1/2019) Malam
Baca: Di Kotamobagu Sudah Tujuh Jam Listrik Padam
Baca: Grace Khawatir Alat Elektroniknya Bisa Cepat Rusak, Warga Mengeluh Listrik Padam Berjam-jam
Purnomo mengatakan, atas kejadian itu PLN akan melakukan penggantian dan pengujian sejumlah peralatan.
"Khususnya relay dan transmisi," kata Purnomo kepada tribunmanado.co.id, Sabtu (12/1/2019).
Dijelaskannya, LMVPP Zeynep Sultan berkapasitas 120 MW menjadi pembangkit terbesar di Sistem Kelistrikan Sulut-Gorontalo.
Pada saat putusnya kawat dari kapal listrik ke GI Amurang listrik dalam keadaan beban puncak sehingga membuat beban semua pembangkit berlebihan yang mengakibatkan seluruh pembangkit yang terhubung sistem interkoneksi sistem 150 kV Sulutgo terhenti operasionalnya.
Manajer Komunikasi PLN UIW Suluttenggo Jantje Rau mengatakan, kerusakan kawat penghantar langsung diperbaiki petugas PLN di GI Amurang di tengah hujan deras.
Baca: Warga Manado Mengeluh Listrik Padam Tak Sesuai Jadwal, Ini Penjelasan PLN Suluttenggo
Baca: Swiss-Belhotel Maleosan Manado Beralih Jadi Pelanggan Premium PLN
Baca: PLN Kotamobagu Menjamin Tak Melakukan Pemadaman Terencana saat Natal dan Tahun Baru
Penormalan sistem tidak bisa dilakukan secepatnya atau pulih sekaligus karena pembangkit harus disinkronkan sebelum digabungkan ke sistem interkoneksi.
"Itulah mengapa saat blackout penyalaan listrik tidak sekaligus. Harus bertahap, mengikuti sinkronisasi tegangan pembangkit," kata Rau.
Terkait gagal proteksi oleh relay di jalur GI Lopana dan GIS Teling, pihaknya akan segera melakukan penggantian relay yang rusak dan melakukan penyetelan ulang. (*)