Kepala Dinkes Kabupaten Bolsel dokter dr Sadly Mokodongan, melalui Kepala Seksi (Kasie) Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) M Safir SKM mengatakan, fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti pembawa virus Demam Berdarah (DBD) bukanlah pilihan utama.
"Karena fogging itu racun, kami lebih menekankan dengan kegiatan kerja bakti memberantas sarang nyamuk," jelasnya
Sama halnya dengan bubuk abate kata dia hanya bisa digunakan untuk penampungan air tapi bukan air minum.
"Misalnya fas bunga dan air untuk mencuci berbagai peralatan rumah tangga," jelasnya.
BACA SELENGKAPNYA: http://manado.tribunnews.com/2019/01/09/dinkes-bolsel-sebut-fogging-bukan-pilihan-utama-cegah-dbd
Kematian DBD Paling Banyak Anak Usia 0-16 Tahun
Orang tua wajib waspada dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Dinas Kesehatan merilis data tahun 2018, jumlah kematian akibat DBS itu korbannya kebanyakan anak-anak.
Sesuai data kematian akibat DBD terbanyak pada kelompok unur 0-5 tahun, dan 6-15 tahun. Usia 0-5 tahun sebanyak 9 anak meninggal dunia, terbanyak di kelompok usia 6-15 tahun sebanyak 13 anak. Untuk usia lebih 16 tahun sebanyak 2 korban meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Sulut dr Debby Kalalo menyampaikan total tahun 2018 ada 24 orang meninggal dunia akibat DBD didominasi anak-anak.9
"Penularan terjadi di lingkungan rumah dan sekolah, karena anak balifa 0-5 tahun masih berakrifitas lebih banyak dibrumah dan umur 5-15 tahun merupakan anak usia sekolah, " kata dia kepada tribunmanado. co. id, Rabu (9/1/2018).
BACA SELENGKAPNYA: http://manado.tribunnews.com/2019/01/09/orang-tua-wajib-waspada-kasus-kematian-dbd-paling-banyak-anak-usia-0-16-tahun
RSUP Prof Kandou Pinjam Tempat Tidur dari TNI
Pasien DBD di RSUP Prof Kandou membludak. Puluhan pasien terpaksa dirawat di selasar atau di gang.
Pantauan Tribunmanado.co.id Rabu (9/1/2019) siang, selasar ruang Irine E penuh sesak dengan tempat tidur pasien.