5 Fakta Kasus Penembakan 3 Warga oleh Oknum Anggota TNI, Diduga karena Utang Piutang hingga kronologi kejadian
TRIBUNMANADO.CO.ID - Serka KC, oknum anggota TNI, diduga menjadi pelakupenembakan 3 warga di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, pada hari Kamis (6/12/2018).
Semua korban tewas dengan luka tembak di kepala. Peristiwa tragis tersebut terjadi di rumah salah satu korban, Deni Faisal (45), di Jalan Aroe RT 05 RW 03 Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih.
Berdasarkan penyelidikan sementara Polres Prabumulih dan Denpom, usai menembak 3 warga, Serka KC menembak kepalanya sendiri.
Baca: Puluhan Ribuan Perempuan Myanmar Dijual untuk Dinikahi Paksa Pria China
Kasus penembakan tersebut menjadi pergunjingan masyarakat. Berikut ini faktanya:
1. Tiga warga tewas dengan luka tembak di kepala
Ketiga korban yang diduga ditembak oleh oknum anggota TNI, Serka KC, adalah Deni Faisal (45), Zainal Imron alias Zainal (45) dan Luken (35) yang tercatat sebagai warga Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur.
Ketiganya ditemukan terkapar bersimbah darah di rumah Deni. Warga sekitar lokasi pun gempar usai mengetahui kejadian tersebut.
"Semuanya ditembak di kepala, siapa yang menembak juga belum tahu. Mereka tidak satu keluarga," kata Kapolres Prabumulih AKBP Tito Travolta Hutauruk.
Baca Juga: Tiga Warga Prabumulih Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak di Kepala
Baca: Fakta-fakta di Balik Evakuasi Korban di Nduga, Diadang Serbuan KKB hingga Selamatkan 24 Warga
2. Serka KC ditemukan sekarat di sekitar lokasi rumah Deni
Kapolres Prabumulih AKBP Tito Travolta Hutauruk mengatakan, Serka KC ditemukan tak jauh lokasi kejadian dengan kondisi terluka akibat tembakan senjata api di bagian kepalanya.
Polisi segera membawa Serka KC ke Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih untuk diberi pertolongan.
"Sudah kami identifikasi, dugaannya salah satu korban yang sekarat itu ada keterlibatan atau tidak. Dugaannya memang yang bersangkutan (pelaku). Tapi masih kami cek,"kata Tito, Kamis (6/12/2018).
Soal senjata yang digunakan, sambung Tito, pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah rakitan atau organik.