"Namun saya jadi kuat karena anak ini, dialah penyemangat hidup saya, meski dia sudah tertular virus mematikan, di sisa hidup ini saya coba memberi kasih, menjadi orang tua yang baik, " kata dia.
Semenjak kena HIV, hidupnya langsung berubah.
Mereka yang dulunya sahabat jadi menjauhi.
"Kami seperti dikucilkan," kata dia.
Ia menuturkan, saat ibadah, orang takut datang ke rumahnya.
Yang datang, tak mau menyentuh kue yang disajikan.
"Sedihnya, padahal penyakit ini tidak menular," kata dia.
Saat MB sakit, muncul masalah dengan suaminya.
Hal tersebut membuatnya nelangsa.
"Tapi saya tahu Tuhan pasti menolong hambanya," kata dia.
Ia mengaku tak putus berdoa untuk anaknya.
Dia berharap Tuhan bisa menyelamatkan anaknya.
Terkuak keinginannya untuk suatu hari membaptis anaknya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) sulut Jull Takaliuang membeber, keluarga tersebut memang dikucilkan warga setelah diketahui mengidap HIV.
"Ini sangat disayangkan karena virus itu hanya menular lewat hubungan seks, jarum suntik dan tranfusi darah, perlu pengetahuan warga soal itu, penderitanya justru butuh dorongan hidup, " kata dia. (art)