Alasannya, karena ia berada di Manado, daerah dengan mayoritas Kristen.
“Penganut Yahudi yang ada di daerah mayoritas Muslim, memakai Muslim di kolom KTP mereka. Sempat ada wacana komunitas Yahudi Indonesia akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi soal kolom agama di KTP ini. Hanya saja kami mengurungkan niat untuk menghindari konflik,” ungkapnya.
Yaakov lahir dan besar dari keluarga berbeda agama. Sejak kecil kedua orangtuanya telah menanamkan nilai-nilai agama padanya.
Ayahnya adalah seorang Kristen Protestan dan almarhum ibunya adalah seorang Muslim. Sejak kecil ia sudah terbiasa hidup di keluarga yang berbeda keyakinan, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Sehingga ketika Yaakov untuk menganut Yahudi, agama nenek moyangnya, tak ada pertentangan sama sekali dari kedua orangtuanya. “Tak ada masalah, kami bisa saling
menerima,” ujarnya.
Yaakov memutuskan menganut Yahudi setelah nenek sebelah ibunya memberitahunya bahwa ia memiliki keturunan Yahudi. Saat itu dirinya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Yaakov kemudian menelusuri silsilah keluarganya dan mendapati benar ia punya keturunan Yahudi.
Kakek buyutdari garis keturunan ibunya adalah Elias van Beugen yang merupakan imigran Yahudi Belanda. Dalam perjalanan ke Belanda, Israel bahkan Australia, ia mendapati bahwa moyangnya itu adalah penganut Yahudi Ortodoks. Namun sudah sejak lama keluarga ibunya berpindah dari agama Yahudi.
Yaakov kemudian mendalami Yahudi di Singapura dan memutuskan untuk memimpin sinagoga di Sulawesi Utara. Ayah Yaakov sebenarnya juga punya darah Yahudi. Hanya saja ayahnya tak punya dokumen lengkap silsilah keluarga.
Yaakov memandang toleransi sebagai bentuk saling menghormati dengan batasan-batasan tertentu. Menurutnya orang sering salah kaprah dengan tolenrasi. Baginya, inti dari toleransi adalah menerima keberagaman, menerima orang yang berbeda. Namun jangan atas nama toleransi lalu melanggar aturan agama.
“Misalnya dalam perayaan sebuah agama, ada agama yang melarang menggunakan atribut agama lain. Sehingga jangan atas nama toleransi, lalu kita pakai atribut itu, padahal tidak boleh. Toleransi itu harus proporsional dan objektif. Jangan berkoar-koar toleransi, di saat yang sama menunjukkan sikap intoleransi,” katanya.
Saat ini Yaakov telah berkeluarga dan dikaruniai dua anak. Ia telah menikah. Dalam kesehariannya Yaakov adalah dosen hukum di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado. Ayahnya, almarhum ibunya dan ibu tirinya juga adalah dosen hukum di fakultas yang sama dengan Yaakov. Selain dosen, Yaakov juga adalah seorang fotografer yang memiliki nama besar di Manado.
Tanamkan Nilai Agama Sejak Kecil
Toar Palilingan, sang ayah tak kaget saat tahu anak semata wayangnya memutuskan untuk menganut ajaran Yahudi. Sebab sudah sejak awal keluarga ini tak mempermasalahkan perbedaan agama. Yaakov yang hidup dari ayah Kristen dan ibu Muslim mendapat ajaran dua agama ini. Toar dan almarhum istrinya menanamkan nilai-nilai agama yang baik pada Yaakov sejak kecil.
“Betapa jahatnya orangtua jika menanamkan sikap sinisme pada anaknya. Orang-orang pada waktu itu mungkin berprasangka kalau dia memiliki dua kepribadian karena perbedaan agama orangtua,” ujarnya saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, awal November 2018 di ruang kerjanya.
Sebagai orangtua Toar berkewajiban menyiapkan pemondokan, menyekolahkan, hingga memenuhi kebutuhan Yaakov. Selanjutnya sebagai orangtua Toar tak bisa mengatur pikiran anaknya. Lagipula Toar dan istrinya menilai anak mereka Yaakov melakukan hal yang positif, mencari Tuhan dengan jalan spiritualnya sendiri.
“Undang-undang mengatur secara detail tentang hak asasi manusia dalam memeluk agama. Dengan perspektif itu kami hidup dengan pemaknaan itu. Namun bukan semata-mata sebagai orangtua kami lepas kendali. Dia kan saat itu juga tak meminta untuk menjadi penjahat,” katanya.