Sebagian orang Jawa, kan, masih mempercayai tanggal Jawa. Kalau lahir pada hari tertentu, kelak akan memiliki keberuntungan yang tinggi.
Baca: Hari Ini Pretty Asmara Akan Dimakamkan di Lumajang
Malah ada yang mengatakan, setelah aku lahir, sebaiknya Ibu jangan punya anak lagi.
Kalau Ibu hamil lagi, belum tentu setelah lahir, hitungan Jawanya lebih bagus dari aku.
Kelahiranku yang dianggap membawa keberuntungan bagi keluarga, membuat orangtuaku begitu memanjakan diriku di banding kakakku.
Bahkan, aku sudah dimanja sejak masih dalam kandungan.
Misalnya saja kalau kelahiran kakakku hanya ditangani bidan di Lumajang, waktu mengandung aku, Mama melakukan kontrol kandungan di Surabaya dengan ditangani dokter spesialis kandungan.
Saat melahirkan aku, Mama juga ditangani dokter spesialis kandungan di Surabaya.
Padahal, jarak dari tempat tinggal orang tua di Desa Dawuhan, Lumajang sampai Surabaya, makan waktu tiga jam dengan mobil.
Baca: Sebelum Meninggal Dunia, Berat Badan Pretty Asmara Sempat Turun Drastis
Oleh orangtua, aku memang dianggap anak yang membawa keberuntungan!
Waktu itu, Bapak jadi guru SMEA di Lumajang. Di sela-sela waktunya, Bapak juga nyambi sebagai pemasok damen atau jerami ke pabrik kertas Leces.
Usaha Bapak semakin meningkat justru ketika Mama hamil aku.
Bahkan, ketika aku lahir, usaha Bapak semakin bagus. Kata orang, dari usaha damen tadi, Bapak menjadi salah seorang yang kaya raya di desa kami.
Baca: Cerita Pretty Asmara Sebelum Meninggal, Didatangi Seseorang Tapi Asisten Tak Melihatnya
Itu sebabnya, sejak kecil aku gaya tenan lo (sungguh-sungguh bergaya, Red).
Bayangkan saja, aku selalu mendapat kualitas makanan yang bagus dari segi gizi.
Pokoknya, akulah yang paling disayang orangtuaku. Mungkin itu yang membuat pertumbuhan badanku lebih subur dibanding kakakku.