TRIBUNMANADO.CO.ID - Marco Wagey MTh, Pendeta GMIM Tasik Genesaret Sindulang, mengaku percaya bahwa ‘karunia’ Tuhan itu memang ada.
Hal ini menanggapi soal status gadis pendoa, Gloria Tesalonika Lomboan, yang menjadi viral terkait akan jatuhnya pesawat.
“Tapi, persoalannya adalah bagaimana kita melihat, memberi tanggapan, ataupun mempergunakan karunia itu,” ujar pendeta yang melayani GMIM Tasik Genesaret Sindulang 2 itu kepada tribunmanado.co.id, Rabu (31/10/2018).
Menurut Marco, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan mengenai karunia itu.
Baca: Pengakuan Lengkap Gloria Tesalonika Lomboan, Gadis Pendoa Statusnya Viral Setelah Lion Air Jatuh
Pertama, karunia itu datangnya dari Tuhan, bukan dari manusia. Dalam konteks ini tidak ada manusia yang bisa mengklaim bahwa dia memperoleh karunia.
Kalau orang boleh mengklaim punya karunia, bahayanya adalah orang bisa jadi sombong rohani, merasa diri lebih dari orang lain secara rohani.
Kedua, karunia dari Tuhan itu ada. Tapi, karunia itu tidak diberikan kepada semua orang, melainkan hanya kepada orang orang tertentu yang dikehendaki Tuhan.
Biasanya, kita memahami karunia itu berhubungan dengan "kuasa".
Ada orang yang diberi karunia untuk bernubuat, ada yang diberikan karunia untuk mengajar, ada pula yang diberikan karunia untuk menafsirkan sesuatu, dan lain-lain.
Yang terpenting harus dipahami, tegas Marco, adalah tidak semua orang diberikan karunia yang sama. Tuhan akan memberi karunia kepada siapa pun yang Tuhan berkenan.
Baca: Cerita Gloria Lomboan, Gadis Pendoa yang Status Facebooknya Viral setelah Pesawat Lion Air Jatuh
Ketiga, untuk menguji apakah itu karunia dari Tuhan atau bukan, maka yang harus kita lihat adalah apakah karunia itu memuliakan Tuhan dan tidak. Apakah karunia itu akan mencerai-beraikan persekutuan atau tidak.
Karena hal yang menguntungkan pribadi atau dipakai untuk memuliakan diri sendiri tentu saja bukan karunia.
Keempat, kalau seandainya karunia itu diberikan kepada pribadi kita, maka jangan pernah menjadi sombong rohani dengan mengklaim bahwa kita memiliki karunia.
Karena, kita tidak bisa menguasai ‘kuasa’ yang datangnya dari Tuhan, tapi sebaliknya ‘kuasa’ dari Tuhan itu yang menguasai diri kita.
"Yang jelas, karunia itu bertujuan untuk memuliakan Tuhan,” tutur Marco.