Beberapa saat lalu, sempat beredar kabar jika kaum Yahudi di Israel telah menyiapkan rencana khusus untuk kembali membangun tempat ibadah yang megah di atas puing-puing Kuil Salomon.
Terkait hal itu, Monique justru mempertanyakan siapakah yang layak menjadi Rabbi?
“Di Yahudi itu gak bisa sembarang klan atau marga yang bisa jadi Rabbi.
Itu pun mereka harus menikah dengan klan yang sama dan banyak aturan-aturan lainnya,” ujar Monique.
Kendati, miniatur dari Kuil Salomon yang didirikan ulang telah menyebar di dunia maya, wanita berdarah Yahudi Belanda ini menepis tuduhan bahwa pembangunan tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah Israel.
“Pemerintah (Israel) tidak merencanakan untuk membangun ulang (Kuil Salomon), karena memang itu perintahnya dari Tuhan.
Sedangkan Tuhan tidak memerintahkan agar membangun kuil untuk yang ketiga kalinya.
Karenanya saya, kita, isu pembangunan kembali itu dimainkan oleh segelintir kelompok atau yayasan yang punya kepentingan,” kata Monique.
5. Yahudi memiliki kewajiban memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya
Layaknya agama pada umumnya, Yahudi memiliki kewajiban Tikkun Olam atau memperbaiki bumi.
Dalam hal ini, dimanapun kaum Yahudi hidup, mereka harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Segala aktivitas mereka harus untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa dampak positif bagi dunia.
Ini yang menjadi kontribusi orang Yahudi di berbagai belahan dunia,” papar Monique.
Lebih jauh lagi, kata Monique, kewajiban dalam agama Yahudi tidak jauh berbeda seperti Islam.
Seperti larangan untuk menyantap babi, berbuat zina, dan mereka juga harus ibadah tiga waktu dalam sehari.
“Karenanya saya teringat dengan salah satu tokoh yang saya temui tatkala menghadiri undangan di Israel. Kata dia, sesungguhnya Islam dan Yahudi menyembah Tuhan yang sama, yaitu Allah,” tutup Monique. *