Selama 4 hari pascamelahirkan, kesehatan Kartini baik-baik saja.
Empat hari kemudian, dr van Ravesten menengok keadaan Kartini, dan ia tidak khawatir akan kesehatan Kartini.
Baca: (VIDEO) Begini Kabar Si Pria setelah Menikah dengan Bule Cantik Ini
Baca: Tak hanya di Indonesia, Hari Kartini Juga Dirayakan di Kota Roma, Ada Sajian Khas Nusantara Lho!
Baca: CPNS Kemenkumhan Mulai Berkumpul di Aula Gubernuran Sulut
Ketika Ravesten akan pulang, Kartini dan Ravesten menyempatkan minum anggur sebagai tanda perpisahan.
Setelah minum anggur itulah, Kartini langsung sakit dan hilang kesadaran, hingga akhirnya meninggal dunia.
Sayang, saat itu tak ada autopsi. Meski demikian, pihak keluarga tidak mempedulikan desas-desus yang muncul terkait kematian Kartini, melainkan menerima peristiwa itu sebagai takdir Yang Mahakuasa.
Baca: Nama Gatot Tak Masuk yang Direkom PKS, Gatot Mau Capres Harus Lewat Dewan Syuro
Baca: Nikmatnya Mi Terbang Wang Coffee Bitung, Foto Dulu Sebelum Makan!
Sementara pendapat yang berbeda yang dinyatakan oleh para dokter modern di era sekarang.
Para dokter berpendapat Kartini meninggal karena mengalami preeklampsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Namun hal ini juga tidak bisa dibuktikan karena dokumen dan catatan tentang kematian Kartini tidak ditemukan. (Tribun Jabar/Berbagai Sumber)