TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Di era zonasi pendidikan, SMP Negeri 2 Bitung tak tergoyahkan sebagai sekolah favorit.
Sekolah tersebut diberikan "kebebasan" merekrut siswa dari luar wilayah zonasi. Hal tersebut menimbulkan iri sejumlah Kepala Sekolah SMP.
"Wah kabarnya siswa mereka mencapai 500, banyak yang berasal dari luar zonasi," kata seorang Kepsek SMP yang enggan disebut namanya.
Kepsek tersebut membandingkan kondisi tersebut dengan sekolahnya.
Hanya seratusan siswa yang direkrut. Jumlah itu masih kurang dari kuota.
"Kami terpaksa tolak beberapa siswa karena bermukim di luar wilayah zonasi," kata dia. Senada dikatakan seorang Kepsek sekolah swasta.
Menurut dia, jumlah siswa sekolahnya masih jauh dari kuota. "Banyak yang masuk ke SMP 2," kata dia. Dia mengaku sudah berkali - kali mensosialisasikan bahwa sekolahnya bebas pungli.
Namun cara itu tak cukup ampuh dalam menarik minat siswa.
SEKOLAH TITIPAN DAN FANATISME
Sejumlah pihak menuding SMP Negeri 2 jadi sekolah titipan anak para pejabat atau orang kaya. Predikat tersebut sudah melekat sejak lama dan tak bisa hilang kendati ada sistem zonasi.
Hal itulah yang menyebabkan siswa baru di SMP tersebut selalu diatas kuota. Faktor lainnya adalah fanatisme siswa.
Sejumlah siswa baru yang ditemui Tribun mengaku enggan mendaftar di sekolah lain.
Oni seorang siswa baru yang bermukim di kecamatan Maesa bertekad masuk ke SMP Negeri 2 Bitung atau tidak melanjutkan sekolah.
"Saya sudah nasehati dia agar sekolah saja di swasta namun dia tetap keras kepala," kata Maxi orang tua dari Oni.
DARI DINAS
Kepsek SMP Negeri 2 Bitung Robby Kawengian menjelaskan semua tudingan tersebut.
Ia membenarkan jika sekolah itu merekrut siswa melebihi kuota. "Namun itu semua berdasarkan petunjuk dari Dinas," kata dia.