Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Manado Nielton Durado
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Suara ramai anak-anak nyaring terdengar di depan Sekolah Dasar Negeri 06 Manado, Jumat (10/3) di Jalan Sarapung Kecamatan Wenang.
Mereka nampak menikmati jajanan bakso tusuk yang dihidangkan Nardi, pria asal Pasuruan Jawa Timur di depan sekolah.
Meski terik matahari sangat menyengat, namun semangat Nardi untuk berjualan tampaknya tak pernah surut.
Dilehernya tergantung handuk kecil berwarna merah tua untuk menyapu keringat yang berkucuran di wajahnya.
"Sudah 17 tahun saya di Manado, dan seajk datang kesini tahun 2000 lalu, saya langsung buka usaha jualan bakso," ujar Nardi.
Bahkan pria yang tinggal di Kelurahan Banjer Kecamatan Tikala ini sudah lupa umurnya berapa, ketika ditanyakan.
"Yang saya ingat tahun 1969, tapi bulan sama tanggalnya sudah lupa," aku dia.
Nardi mengaku bahwa saat ini dirinya memiliki tiga orang anak, namun waktu datang ke Manado, ia baru dikaruniai satu orang putri.
"Dulu anak saya baru satu, namun saat ini sudah tiga," kata dia.
Anaknya yang sulung saat ini sedang menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi di Jawa timur tempat kelahiran dirinya.
"Kalau yang tertua namanya Sinta dia sedang kuliah di Pasuruan dan tinggal bersama neneknya, kalau yang kedua sama paling bungsu masih sekolah di SMP dan SD," ujar Nardi.
Nardi juga mengaku datang mengadu nasib di Manado karena di tempat lahirnya sudah banyak yang berdagang. "Kalau di Jawa banyak yang jualan, jadi saya pilih merantau ke Manado saja. Ternyata disini masih sedikit yang usaha seperti ini," terang dia.
Latar belakang pendidikan yang hanya lulusan SD membuat Nardi bersemangat memberikan gelar sarjana pada anaknya.
"Saya itu hanya lulusan SD, meski begitu saya tidak ingin anak-anak nanti bernasib seperti saya. Jadi sekuat tenaga, saya akan sekolahkan mereka setinggi mungkin," aku Nardi.