TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Politisi muda Partai Golkar asal Sulawesi Utara, Aditya Anugrah Moha menjadi rebutan dua kubu partai berlambang pohon beringin tersebut.
Seperti diketahui, Partai Golkar terbelah menjadi DPP Golkar versi Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie dan DPP Golkar versi Munas Ancol di bawah komando Agung Laksono.
Perpecahan ini pun merembet ke Fraksi Partai Golkar di DPR RI.
Rebutan anggota fraksi menjadi masalah paling panas. Satu sama lain saling klaim dan saling bantah.
Di sinilah putra mantan Bupati Bolaang Mongondow, Marlina Moha Siahaan itu menjadi rebutan, sebab sebelumnya dia berada di kubu Aburizal Bakrie, namun belakangan dikabarkan masuk ke kubu Agung Laksono.
Kepada Tribun Manado, Rabu (25/3/2015), politisi yang akrab disapa Didi ini memilih untuk tidak berkomentar terkait rebutan anggota fraksi tersebut.
Dia juga enggan menjawab soal beredarnya surat pernyataan berisi ikrar setia kepada Aburizal Bakrie.
Dia memilih untuk mendinginkan suasana.
Sehari sebelumnya, Selasa (24/3/2015), Didi menyatakan tak mau terjebak dalam dukung-mendukung kepengurusan partainya setelah keluarnya surat keputusan Menteri Hukum dan HAM.
Memang saat itu, Didi aktif dalam panitia pelaksana Munas Bali yang kembali meneguhakan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum.
Melalui blackberry messenger yang ia kirim, Didi menyampaikan tiga pernyataan.
"Pertama, selaku kader Golkar, menghormati azas formal diterbitkanya SK oleh Negara," tulis Didi.
"Kedua, kita tidak terjebak pada soal dukung- mendukung, tetapi menghormati formalnya SK, walau SK tersebut haruslah diuji lewat lembaga Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)," tulis Didi kemudian.
Pernyataan ketiga Didi adalah, "Posisi kami tetap dalam kerangka doktrin karya kekaryaan untuk kebesaran dan kerakyatan Partai Golkar demi negeri, bangsa, dan negara yang sama-sama kita cintai."
Namun Sekretaris Fraksi Golkar kubu Aburizal Bakrie, Bambang Soesatyo menegaskan bahwa Didi berada di barisannya.