Laporan Wartawan Tribun Manado, Edi Sukasah
TRIBUNMANADO.CO.ID,
BOLMONG - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bolaang
Mongondow (Bolmong) I Wayan Gede menyarankan warga untuk tidak makan
ikan yang ditemukan mati mendadak di pesisir pantai Desa Nonapan dan
Poigar, Kecamatan Poigar.
Wayan mengatakan, pihaknya masih
menunggu hasil uji sampel ikan dan air dari Laboratorium Pangan Manado
untuk mengetahui penyebab matinya ikan-ikan di daerah tersebut.
"Sebaiknya warga tidak mengonsumsi ikan yang mati tersebut karena
penyebabnya belum diketahui," ujar Wayan, Selasa (11/9/2012).
Namun,
lanjut dia, jika masyarakat terpaksa mengonsumsi ikan tersebut, maka
bagian insang dan perutnya dikeluarkan. Hanya saja, Wayan yakin warga di
Nonapan dan Poigar akan memilih ikan segar untuk dikonsumsi. Hingga
saat ini pun belum ada laporan warga yang keracunan.
Hal tersebut
seperti diutarakan, Buang, warga Nonapan. "Kami juga takut untuk
mengonsumsi ikan-ikan yang tiba-tiba mati tersebut. Kami juga jamin para
nelayan tidak akan menjual ikan-ikan tersebut karena takut risikonya,"
ujar Buang.
Diketahui, ratusan hingga ribuan ikan mati di pesisir
pantai yang berada di Nonapan Baru dan Poigar sejak Minggu (2/9/2012).
Kejadian tersebut berlangsung sampai beberapa hari. Kejadian tersebut
mereda pada Jumat (7/9/2012). Belum diketahui penyebab matinya ratusan
ikan tersebut.
Dugaan sementara DKP Bolmong, penyebab matinya
ikan karena pengaruh gempa di Filipina. Alasanya, jika dilihat sekilas,
tidak ada tanda-tanda ikan tersebut diracun atau dibom. Kendati membuat
warga khawatir, aktivitas nelayan di wilayah tersebut tetap berlangsung
seperti biasanya.
Matinya ikan-ikan tersebut mendapat perhatian dari beberapa organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa.
Gerakan
Pemuda Cinta Tanah Lahir (Garputala), organisasi pemuda nonpemerinah di
Bolmong, mengharapkan pemerintah serius dalam menyikapi matinya ribuan
ikan yang berlangsung selama lima hari di Nonapan Baru dan Poigar,
Kecamatan Poigar.
Ketua Garputala, Adriadi Paputungan, mengaku
khawatir, matinya ikan-ikan tersebut terjadi karena biota laut di
pesisir pantai tersebut telah terganggu. "Pemerintah harus serius
menyikapi masalah ini demi kepentingan warga juga," ujar Adri.
Senada,
Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bolmong Mendhy
Paputungan mengatakan pemerintah harus menelusuri masalah tersebut
karena ada kegiatan penambangan besi di dekat matinya ikan-ikan
tersebut.
"Di sepanjang areal pantai, mulai dari Lolak sampai
Poigar yang di Minsel, ada dua perusahaan tambang pasir besi. Harus
diteliti adanya kemungkinan kebocoran limbah dan kematian ikan akibat
keracunan," kata dia.
Buang Bagian Insang dan Perut Ikan
Penulis:
Editor: Andrew_Pattymahu
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger