Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BRI Manado

RCEO BRI 16 Manado : Ketahanan Pangan Jadi Fondasi Stabilitas Ekonomi Daerah

BRI hadir bukan hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi menggerakkan ekonomi rakyat melalui jaringan BRILink sebagai infrastruktur keuangan rakyat.

Dokumentasi BRI
BRI - Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Region 16 Manado, Irma Elisabeth Primasari saat memantau di Pasar Tradisional Luwuk beberapa waktu lalu. Ketahanan pangan bukan sekadar menjaga kestabilan harga bahan pokok, tetapi juga menjadi fondasi utama bagi keberlanjutan ekonomi daerah. 

Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Region 16 Manado, Irma Elisabeth Primasari

MANADO - Ketahanan pangan bukan sekadar menjaga kestabilan harga bahan pokok, tetapi juga menjadi fondasi utama bagi keberlanjutan ekonomi daerah. 

Pandangan ini disampaikan oleh Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Region 16 Manado, Irma Elisabeth Primasari, dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Sulampua 2025 yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Senin (27/10/2025).

Irma menegaskan, pengendalian inflasi pangan harus dipahami secara menyeluruh, bukan hanya dari sisi harga, tetapi juga dari kesejahteraan pelaku utama sektor pangan—mulai dari petani, nelayan, pedagang, hingga pelaku UMKM di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara.

“Sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia, BRI berkomitmen memperkuat ekosistem pangan daerah melalui dukungan pembiayaan, digitalisasi transaksi, hingga pemberdayaan pelaku usaha di tingkat akar rumput,” ujar Irma dalam rilis yang diterima Tribun Manado.

BRI mendorong penguatan sektor pangan melalui pembiayaan hulu hingga hilir mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro komersial, hingga dukungan bagi koperasi dan off-taker yang bergerak di sektor produksi, pengolahan, pergudangan, serta distribusi.

Selain itu, digitalisasi menjadi salah satu pilar utama strategi BRI. Melalui layanan BRImo, QRIS, dan jaringan BRILink, transaksi dan distribusi di pasar rakyat, sentra nelayan, maupun jalur logistik kini dapat dilakukan secara cepat, aman, dan transparan.

Lebih lanjut, BRI juga memanfaatkan data digital dan insight transaksi dari nasabah ritel dan merchant untuk mendukung kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serta membantu perencanaan pasokan pangan berbasis data aktual di lapangan.

BRILink, Penggerak Ekonomi Rakyat di Titik Terakhir

Irma menyoroti peran penting agen BRILink sebagai “last-mile enabler” dalam ekosistem pangan. Melalui jaringan agen di pasar tradisional, kios pupuk, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan warung, BRILink menjadi jalur pembayaran terakhir bagi transaksi pangan masyarakat.

“Dengan sistem pembayaran nontunai seperti QRIS dan transfer digital, arus barang dan uang menjadi lebih cepat, efisien, dan tercatat. Ini membantu stabilisasi harga di tingkat mikro serta meningkatkan transparansi,” jelasnya.

Tak hanya menjadi kanal transaksi, agen BRILink juga berperan sebagai titik edukasi keuangan bagi masyarakat. Mereka membantu pelaku usaha kecil mengenal layanan tabungan, cicilan modal kerja mikro, hingga asuransi sederhana.

Dalam kolaborasi bersama Pemerintah Daerah, jaringan BRILink juga mendukung integrasi layanan publik, seperti e-retribusi pasar, pembayaran utilitas, hingga penyaluran bantuan pangan agar lebih tepat waktu dan tepat sasaran.

Menjaga Likuiditas Lokal dan Kemandirian Daerah

Dengan semakin banyaknya transaksi yang terjadi di wilayah sendiri, BRI turut membantu memperkuat likuiditas lokal. Setoran hasil dagang dan layanan tarik tunai yang dekat dengan komunitas membuat dana tetap berputar di daerah, menjaga rasio pinjaman terhadap dana (LDR) yang sehat, serta memperkuat kemandirian ekonomi daerah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved