Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lipsus Royalti Musik di Manado

Takut Ditagih Royalti, Pemilik Kafe di Wenang Manado Sulawesi Utara Memilih Tempat Usahanya Hening

Nazaar pemilik kafe Grasst Roots Place di Jalan Sarapung, Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, Manado mengaku tidak lagi memutar musik.

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Chintya Rantung
Ferdi Guguhuku/Tribun Manado
MUSIK - Suasana Kafe Grasst Roots Place di Jalan Sarapung, Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi Utara. Pemilik kafe mengaku tidak lagi memutar musik karena takut harus membayar royalti. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemilik tempat usaha kafe di Manado, memilih membuat tempat usahanya hening dibanding harus membayar royalti pemutaran musik.

Nazaar pemilik kafe Grasst Roots Place di Jalan Sarapung, Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, Kota Manado Sulawesi Utara mengaku tidak lagi memutar musik.

"Kita tidak lagi memutar musik saat ini jadi hening kafe," ujar Nazaar saat ditemui di kafe, Kamis (14/8/2025).

Nazaar menjelaskan dirinya menyadari suatu lagu dibuat tidaklah muda karena melalui proses pemikiran dan tenaga.

Menurut dia, pilihan tak memutar lagu tak berarti menolak membayar royalti

"Namanya hak orang kita harus bayar, tetapi memang pemasukan kita juga ini lagi sepi," jelas Nazaar.

Ia mengaku para pemilik usaha sadar suatu lagu memiliki hak cipta. 

Namun,mereka juga punya hak tidak memutar musik di kafe, karena dianggap permintaan royalti sedikit mahal.

"Kita sudah sudah berdiskusi juga dengan teman-teman dan mereka juga sama tidak lagi memutar musik," ungkapnya.

Sementara itu, pantauan Tribun Manado com, di beberapa kafe di kota Manado juga tidak lagi memutar musik.

Rata-rata para pemilik kafe punya alasan yang sama yaitu menyangkut pembayaran royalti.

"Pembayaran royalti sangat memberatkan kami yang punya kafe hanya kecil seperti ini, jadi kami memilih tidak lagi memutar musik.

Bahkan kami juga sudah menjelaskan kepada pengunjung kenapa kami tidak memutar musik dan mereka mengerti," ujar salah satu pemilik kafe yang meminta namanya tidak ditulis.

Selain Nazaar pemilik kafe Grasst Roots Place, Sisko Jaya, pemilik salah satu kafe di Malalayang Manado memilih menghentikan pemutaran lagu.

Mereka khawatir keberadaan musik yang biasanya menjadi hiburan justru menambah beban biaya operasional usaha.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved