Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS Kamis 14 Agustus 2025, Dua Faktor Penyebabnya

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan pagi naik menjadi Rp16.112 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp16.202 per dolar AS.

Editor: Alpen Martinus
Kolase TM
UANG - Ilustrasi uang Rupiah dan dolar AS. Nilai tukar rupiah menguat atas dolar AS, Kamis 14 Agustus 2025. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terus berubah setiap hari.

Nilai Tukar adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.

Biasana yang menjadi tolok ukur adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca juga: Daftar Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing Selasa 10 Juni 2025, Melemah Terhadap USD

Kamis (14/8/2025), nilai tukar rupiah menguat atas dolar AS.

Meski penguatannya sangat tipis atau tidak terlalu siginifikan.

Ada dua faktor yang menyebabkan penguatan tersebut.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan pagi naik menjadi Rp16.112 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp16.202 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, ada sejumlah faktor eksternal dan internal yang mendorong penguatan signifikan mata uang Garuda tersebut.

Ibrahim diketahui juga menjabat sebagai Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka dan analisis pasar.

Secara eksternal, kata Ibrahim, data inflasi Amerika Serikat terbaru terus mengalami penguatan. 

Hal ini mengindikasikan Bank Sentral AS kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan pada September mendatang.

"Faktor yang mempengaruhi penurunan suku bunga adalah laporan Indeks Harga Konsumen AS bulan Juli yang meningkat sesuai perkiraan," ujar Ibrahim, Kamis (14/8/2025).

Ibrahim juga menyebut masuknya Gubernur Bank Sentral AS yang baru mengindikasikan akan ada perubahan signifikan di lembaga tersebut. 

Kemungkinan besar kebijakan ini akan berbanding terbalik dengan era Jerome Powell, yakni menurunkan suku bunga pada semester kedua tahun ini.

Sementara itu, pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin di Alaska, serta rencana Joe Meeting dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dinilai membuat tensi geopolitik sedikit mereda. Kondisi ini ikut mendorong perbaikan indeks harga saham di Amerika, Eropa, dan Asia.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved