Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bitung Sulawesi Utara

Polisi Beri Keterangan Terkait Perkembangan Kasus Kematian Yosefa Lumataw di Bitung Sulawesi Utara

Polres Bitung masih menunggu hasil, terkait kasus dugaan pembunuhan seorang wanita yang meninggal dalam kondisi tergantung di Kota Bitung

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Chintya Rantung
fistel mukuan/tribun manado
KETERANGAN POLISI - Kolase foto TKP dugaan kasus pembunuhan di Kompleks Mangga Dua, Lingkungan II Kelurahan Girian Weru Dua, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (18/6/2025) lalu dan Kasat Reskrim Polres Bitung AKP Ahmad Anugrah Ari Pratama. Pihak polisi di Bitung masih menunggu hasil labfor. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Polres Bitung masih menunggu hasil, terkait kasus dugaan pembunuhan seorang wanita yang meninggal dalam kondisi tergantung di Kota Bitung pada bulan Juni lalu.

Terkait perkembangan kasus tersebut Kasat Reskrim Polres Bitung AKP Ahmad Anugrah Ari Pratama, katakan belum ada perkembangan.

"Belum, masih menungga hasil laboratorium Forensik (labfor)," ucap Kasat Reskrim Polres Bitung AKP Ahmad Anugrah Ari Pratama, saat dihubungi melalui pesan whatshapp, Senin 11 Agustus 2025 sore.

Dirinya belum memastikan kapan hasil labfornya.

Keluarga Yosefa Lumataw, perempuan yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung di sebuah rumah kontrakan di Kompleks Mangga Dua, Kota Bitung, terus menuntut kejelasan dan keadilan atas kasus yang dinilai penuh kejanggalan.

Sandra Dededaka, ibu korban, saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp pada Senin (11/8/2025), mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. 

Menurutnya hingga kini, belum ada kepastian hukum atau gelar perkara yang dilakukan secara terbuka oleh polisi.

"Kami harapkan agar ada gelar perkara secara terbuka dan transparan. 

Saya minta polisi usut tuntas dan adil kasus ini, karena banyak kejanggalan," tegas Sandra.

Menurut Sandra, hasil visum luar menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Yosefa, termasuk bekas cakaran kuku. 

Hal ini memperkuat dugaan Sandra bahwa Yosefa bukan meninggal karena bunuh diri, melainkan menjadi korban penganiayaan.

"Posisi tergantung, tapi ada luka-luka kekerasan. Itu yang harus diselidiki polisi," tambahnya.

Lebih lanjut, keluarga mengakui memegang bukti percakapan WhatsApp Yosefa dan pemilik rumah kontrakan, yang terjadi sebelum dan saat kejadian. 

Kayanya, erdapat keanehan karena pesan terakhir yang diterima Yosefa masih terbaca meski menurut perkiraan polisi, ia sudah meninggal delapan jam sebelum ditemukan.

"Saya heran, perkiraan sudah meninggal sebelum pesan itu dibaca, tapi ada pesan dibaca Ini janggal," ucap Sandra penuh curiga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved