Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 10-16 Agustus 2025, Berikanlah Apa yang Wajib Kamu Berikan Pada Allah

Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 10 - 16 Agustus 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA - Renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM dalam sepekan mulai 10 - 16 Agustus 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 22:15-22. 

Tapi hidup kita ini milik Allah, karena kita diciptakan segambar dengan Dia.

Maka, tugas kita adalah mengembalikan kepada dunia apa yang dunia minta, tanpa melupakan bahwa hidup kita sepenuhnya milik Allah. 

Sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

Apa arti perkataan Yesus ini bagi kita sebagai, pria, suami, ayah, dan kepala keluarga? Pertama, ini berarti kita harus 
menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Kita membayar pajak, taat hukum, dan menjadi teladan dalam masyarakat.

Tapi kita juga sadar bahwa menjadi kepala keluarga bukan hanya soal nafkah dan perlindungan fisik. Itu juga berarti memimpin  keluarga untuk hidup dalam takut akan Tuhan memberi waktu kepada-Nya, mengajarkan firman-Nya, dan menomorsatukanNya di rumah.

Kedua, kita harus sadar bahwa uang yang kita miliki bukanlah milik kita sendiri. Memang kita bekerja keras, tetapi itu hanya karena Tuhan memberi kita napas dan tenaga. 

Maka dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, kita tidak boleh egois. Kita diajak mengembalikan kepada Tuhan bagian yang menjadi milik-Nya baik itu dalam bentuk persembahan, bantuan bagi sesama, maupun pendidikan iman bagi anak-anak kita. Ketiga, di tempat kerja pun kita menghadapi tekanan. 

Sahabat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan,

Banyak pria tergoda untuk menipu laporan, menyuap, atau mencari untung dengan cara licik. Tapi kita harus ingat: 
gambar siapa yang ada pada kita? Bukan gambar kaisar, tapi gambar Allah.

Maka setiap keputusan kita harus mencerminkan siapa yang kita layani. Integritas adalah bukti bahwa kita hidup 
untuk Allah.

Keempat, dalam dunia yang makin materialistis dan egois, tugas kita adalah menjadi cahaya bagi keluarga dan masyarakat.

Kita harus mengajarkan anak-anak kita bahwa sukses bukan diukur dari uang atau jabatan, tapi dari kesetiaan kepada Allah. 

Kita harus jadi ayah yang bukan hanya memberi,  tapi hadir  secara fisik dan rohani. 

Kita semua, tidak dipanggil memilih antara Allah atau dunia, tetapi hidup dalam dunia ini dengan hati yang tertuju 
 kepada Allah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved