Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Bina Remaja GMIM, Renungan 10-16 Agustus 2025, Berikanlah Apa yang Wajib Kamu Berikan pada Allah

Bina Remaja GMIM, renungan dalam sepekan mulai 10-16 Agustus 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 22:15-22.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
BINA REMAJA GMIM - Renungan dalam sepekan mulai 10-16 Agustus 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 22:15-22. 

Yesus meminta mereka menunjukkan kepada-Nya mata uang untuk pajak. Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya, yakni mata uang Romawi yang dipakai untuk membayar pajak kepada Kaisar, berbeda dari seikal yang dipakai orang Yahudi ketika membawa  persembahan di Bait Suci di Yerusalem.

Mata uang yang ditunjukkan kepada Yesus ini berbentuk koin dengan gambar dan gelar Kaisar yang tertera di atasnya.

Yesus kemudian mengajukan pertanyaan kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar 
 dan tulisan Kaisar."

Atas jawaban ini Yesus berkata, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada 
 Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Alkitab menunjukkan orang-orang tersebut yang heran atas jawaban Yesus.

Dari jawaban itu sendiri, tak ada kesalahan Yesus yang dapat ditunjukkan oleh orang-orang Farisi dan Herodian.

Itulah sebabnya mereka meninggalkan Yesus lalu pergi. Apa yang sebenarnya dimaksudkan Yesus?

Saat Yesus mengatakan bahwa mereka harus memberi apa yang wajib mereka berikan kepada Kaisar, Ia menghubungkannya dengan fakta bahwa gambar dan tulisan Kaisar tertera pada koin tersebut. 

Namun, apakah maksud-Nya ketika mengatakan bahwa mereka harus memberi apa yang wajib mereka berikan pada Allah?

Hal itu menunjuk pada diri manusia itu sendiri dan segala sesuatu yang manusia miliki sebagai pemberian Allah.

Bukankah manusia itu diciptakan segambar dan serupa dengan Allah? Sama seperti koin itu memuat gambar Kaisar, 
 maka pada diri setiap manusia nyata gambar dan rupa Allah.

Yesus sedang menunjukkan bahwa seluruh kehidupan seseorang, yakni tubuh dan semua yang dimilikinya, adalah apa yang harus dipersembahkan kepada Allah. Itu berarti segala sesuatu. 

Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja, bagaimanakah kita memandang diri kita? Dalam perjalanan, kita dapat melupakan hakikat kita sebagai manusia yang adalah gambar dan rupa Allah.

Kita melupakan siapa kita dan untuk apa kita dijadikan. Kita dijadikan mulia, berharga, dan dikasihi Allah.

Kita dijadikan dengan tujuan memuliakan nama-Nya dengan segala sesuatu yang dipercayakan-Nya kepada kita. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved