Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Diplomat Muda Tewas

Akhirnya Terungkap Alasan Tangani Kasus Kematian Diplomat Arya Daru Butuh Waktu Lama

Hari ini pihak kepolisian akan mengumumkan fakta baru kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri.

Editor: Glendi Manengal
Kolase Dok. Pribadi/Wartakota
DIPLOMAT TEWAS - Kasus kematian Arya Daru Pangayunan masih diselidiki hari ini akan ada pengumuman fakta baru dari Polisi. Terungkap alasan butuh waktu lama tangani kasus kematian diplomat Arya Daru. 

"Ini fakta yang kami temukan. Proses pengumpulan data dan bukti-bukti lainnya masih terus dilakukan," tambahnya. 

Meski demikian, pihak kepolisian belum mengungkap secara pasti apa yang dilakukan Arya selama berada di rooftop.

Anggota DPR Tantang Polri

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, memiliki pandangan berbeda soal kasus tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan yang ditemukan dengan kepala terlilit lakban kuning di kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025 lalu.

Menurutnya, tewasnya Arya akibat dari dibunuh seseorang. Pasalnya, dia menyebut ada pelaku yang mengakibatkan tewasnya pria berusia 39 tahun tersebut.

Nasir mengeklaim pelaku melakukan pembunuhan terhadap Arya dengan cara yang rapi.

"Sebab tentu saja, sangat rapi sebenarnya pelaku itu (melakukan pembunuhan terhadap Arya) karena (kamar dibuat seakan) terkunci dari dalam," katanya dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin (28/7/2025).

Bahkan, Nasir mengeklaim telah memiliki foto terkait kondisi tubuh Arya di mana menurutnya, ada lebam di beberapa bagian.

Dengan bukti tersebut, Nasir menduga kuat Arya tewas bukan karena bunuh diri tetapi memang dibunuh oleh seseorang.

"Saya mendapatkan foto-foto terkait dengan kondisi korban di mana seluruh jari tangannya itu berwarna biru, kemudian ada lebam di leher, ada lebam di pangkal tangan yang itu menunjukkan bahwa memang spekulasi atau isu-isu bahwa korban bunuh diri itu sangat tidak masuk akal," ujarnya.

Nasir pun berharap agar kepolisian selalu mengedepankan pendekatan investigasi secara saintifik atau scientific crime investigation dalam pengungkapan kematian Arya.

Dikutip dari laman Polri, scientific crime investigation adalah sebuah metode yang memadukan antara teknik prosedur dan teori ilmiah dalam menangani suatu kasus kejahatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hukum.

Dalam penerapannya, metode ini memposisikan keterangan tersangka (jika ada) sebagai bukti terakhir karena penyelidikan mengedepankan analisis dari berbagai penerapan ilmu.

Tanggapan Kompolnas Soal Pernyataan Anggota DPR

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Yusuf Warsyim, menilai klaim dari Nasir tersebut belum bisa dibuktikan.

Hanya saja, Yusuf mengakui menerima foto kondisi jasad korban seperti yang dideskripsikan oleh Nasir.

Dia enggan untuk berspekulasi foto kondisi jasad yang diduga ada lebam disebabkan karena kekerasan oleh seseorang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved