Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Profil MTs Muhammadiyah Manado, Madrasah yang Terima Ikra Siswa SMP Viral Tak Beroleh Sekolah Negeri

Kehadiran Ikra disambut hangat oleh pihak MTs Muhammadiyah, sekolah yang dikenal dengan semangat inklusif dan misi kemanusiaan dalam dunia pendidikan.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado/Dokumen Pribadi
SEKOLAH: Potret Ikra berpose di MTs Muhammadiyah Manado Kamis 17 Juli 2025. Ikra adalah siswa SMP yang viral tak beroleh sekolah negeri di Manado. 

Tangan Raisa menggenggam ujung baju ibunya. Harapan kembali tumbuh ketika rapat memutuskan Ikra dan Raisa boleh masuk SMP Negeri 16 Manado.

Setelah rapat usai, mereka berlari kecil menuju sepeda motor usang yang terparkir di halaman DPRD.

Ayah Ikra segera menyalakan mesin, dan dengan tergesa-gesa mereka melaju ke SMP 16 Manado.

"Kami ingin cepat-cepat daftar, supaya besok bisa ikut sekolah," kata Raisa, matanya berbinar.

Namun harapan itu hanya sebentar. Sesampainya di sana, yang mereka temukan bukan pintu yang terbuka, tapi lagi-lagi penolakan.

Dari pihak sekolah mengatakan kalau kuota memang sudah penuh.

Saat dikonfirmasi Tribun Manado via WhatsApp, Kepala SMP Negeri 16 Manado, Dolvie Singal menjelaskan sekolah tak bisa menerima mereka karena kuota penuh dan nama mereka tidak tercatat dalam sistem Dapodik.

Bila dipaksakan masuk, justru akan merugikan mereka karena tidak akan bisa tercatat sebagai siswa resmi.

"Semua kepala sekolah pasti ingin semua siswa yang mendaftar dapat ditampung di sekolah masing-masing. Masalahnya, kedua siswa tersebut tidak mendaftar di SMP 16 Manado, tapi orang tua mereka mendaftarkan anak mereka di SMP Negeri 1 Manado," tulis Dolvie melalui pesan teks.

Kata dia lagi, Sistem aplikasi Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tidak di bawah kendali kepala sekolah.

Untuk SMP 16 Manado, kuota sudah terpenuhi pada tahap 1 SPMB.

Pihaknya tidak mendapat kesempatan untuk membuka tahap 2 karena kuota yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya 6 rombel.

"Mungkin lebih berkompeten untuk menangani masalah ini adalah kepala SMP Negeri 1 Manado, karena orang tua yang mendaftarkan anak mereka di SMP 1, bukan di SMP 16,"

"Jika dipaksakan, saya boleh menampung siswa tersebut, tapi saya tidak menjamin mereka masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), karena mereka tidak ada nama di daftar SPMB SMP Negeri 16 Manado," tulis Dolvie.

Padahal, anak-anak ini sekarang bukan sedang memilih sekolah favorit. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved