Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Profil MTs Muhammadiyah Manado, Madrasah yang Terima Ikra Siswa SMP Viral Tak Beroleh Sekolah Negeri

Kehadiran Ikra disambut hangat oleh pihak MTs Muhammadiyah, sekolah yang dikenal dengan semangat inklusif dan misi kemanusiaan dalam dunia pendidikan.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado/Dokumen Pribadi
SEKOLAH: Potret Ikra berpose di MTs Muhammadiyah Manado Kamis 17 Juli 2025. Ikra adalah siswa SMP yang viral tak beroleh sekolah negeri di Manado. 

"Alhamdulilah, Ikra sampaikan terima kasih untuk semua orang yang sudah membantunya hingga akhirnya bisa sekolah. Di sekolah itu juga nanti Ikra akan lebih giat mengaji dan belajar," kata Iyam orangtua Ikra.

ANAK SEKOLAH - Ikra dan Raisa tak bisa masuk di SMP Negeri 1 Manado.
ANAK SEKOLAH - Ikra dan Raisa tak bisa masuk di SMP Negeri 1 Manado. (Tribun Manado/Istimewa)

Diberitakan sebelumnya hingga hari ke-2 MPLS, Ikra dan Raisa ditolak disejumlah sekolah negeri di Manado dengan alasan kuota penuh.

Ikra, dan RPM, adalah dua anak dari Kecamatan Singkil, Kota Manado.

Mereka bukan anak-anak biasa. Keduanya tumbuh dalam keluarga yang berjuang keras di bawah bayang-bayang kemiskinan.

Mereka penerima Program Keluarga Harapan (PKH dan PIP, bukti nyata bahwa negara tahu, mereka butuh uluran tangan. Tapi tangan itu kini terasa hilang entah ke mana.

Awalnya keduanya sudah mendaftar ke SMP Negeri 1 Manado, salah satu sekolah unggulan di kota Manado.

Menurut aturan, dari 480 kuota siswa baru SMPN 1 Manado, 40 persen atau 192 siswa diisi oleh siswa yang dekat domisili, 35 persen atau 168 siswa untuk anak-anak berprestasi, 20 persen atau 96 siswa untuk jalur afirmasi, dan 5 perseb atau 24 siswa untuk jalur mutasi.

Namun, ketika Raisa dan Ikra mendaftar melalui jalur afirmasi, sistem hanya menampilkan kata: "mengusul." dan ditolak.

Saat dicek di sistem, yang lolos jalur afirmasi hanya 1 orang, nama keduanya tak muncul.

Padahal, keduanya seharusnya berhak mendapatkan kuota di jalur afirmasi.

Beberapa sekolah negeri yang tidak jauh dari domisili mereka telah didatangi.

Semua menjawab sama: kuota penuh. Tak ada tempat. Tak ada ruang. Tak ada harapan.

"Kasiang ya Allah, baru mo sekolah di mana dang kasiang Ikra," ujar Iyam, ibu dari Ikra dengan suara bergetar, matanya sembab, Selasa 15 Juli 2025.

"Ikra ingat baik-baik dek, susah sekali mau sekolah, kalau sudah sekolah dengar-dengaran ke guru supaya Ikra mo sukses," ucap Iyam yang dijawab dengan pelukan erat dari Ikra.

Perjuangan mereka sampai ke telinga wakil rakyat. Komisi IV DPRD Kota Manado memanggil mereka. Dalam ruangan ber-AC, mereka duduk gelisah depan Ketua Komisi 4 Jimy Gosal dan anggota Nur Amali, Sri Nanda Lamadau, dan Moh. Iqbal Ansari.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved