Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Beras di Sulut

Akhirnya Terungkap Penyebab Harga Beras di Sulawesi Utara Naik

Salah satu faktor penyebab kenaikan harga beras di Sulawesi Utara karena penurunan produksi

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Glendi Manengal
Tribun Manado/Fernando Lumowa
HARGA BERAS: Komisi II DPRD Provinsi Sulawesi Utara menggelar hearing bersama Bulog Sulutgo, Dinas Pangan dan Dinas Pertanian, Senin (14/7/2025). Terungkap penyebab harga beras naik di Sulawesi Utara. 

Sementara, Dinas Pertanian membeberkan lahan pertanian sebagian telah dialihfungsikan. Diantaranya sawah yang awalnya untuk padi telah ditanami nilam.

Dikatakan, Dinas Pertanian telah melakukan sosialisasi agar sawah tidak dialihkan fungsinya. "Sudah kami lakukan namun tetap perlu pengawasan dan pendampingan,” ujar perwakilan Dinas Pertanian. 

Petani menanam nilai tergiur harga tinggi namun harga yang tidak stabil justru membuat mereka rugi dan lahan menjadi tidak produktif.(ndo) 

Bulog dan Pemprov Sulut Gelar Pasar Murah

Untuk menekan lonjakan harga bahan pokok, terutama beras, Perum Bulog Sulawesi Utara bersama Pemerintah Provinsi Sulut menggelar operasi pasar murah di berbagai wilayah.

Salah satu titik pelaksanaan berada di halaman Kantor Lurah Sumompo, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, pada Sabtu (12/7/2025).

Dalam kegiatan ini, masyarakat bisa memperoleh beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 58.000 per kemasan 5 kilogram.

Ada pula minyak goreng kemasan merek Minyak Kita dengan harga Rp 15.000 per liter. 

Pembelian dibatasi untuk menjaga pemerataan: satu orang hanya diperbolehkan membawa pulang maksimal dua sak beras dan dua liter minyak goreng.

Kepala Bulog Wilayah Sulut-Gorontalo, Ermin Tora, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sulut sejak awal Juli 2025.

"Ini dilakukan untuk meredam gejolak harga beras yang sedang berlangsung. Dengan menjual beras SPHP, masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau," ujar Ermin.

Ia menambahkan bahwa program ini juga merupakan tindak lanjut dari penugasan langsung Badan Pangan Nasional kepada Perum Bulog agar menyalurkan beras SPHP langsung ke konsumen akhir.

"Beras yang dijual dengan harga jauh di bawah harga pasar dan HET Rp 12.500 per kilogram," jelasnya.

Guna memperluas jangkauan, pihak Bulog terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk menggelar pasar murah di lebih banyak lokasi pemukiman padat penduduk.

Tak hanya untuk intervensi harga jangka pendek, langkah ini juga didukung oleh stok yang memadai.

Hingga pertengahan Juli ini, Bulog Sulut-Gorontalo tercatat memiliki stok beras sebesar 35 ribu ton, yang dinyatakan cukup hingga setidaknya Februari 2026.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved