Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesawat Air India Jatuh

Akhirnya Terungkap Penyebab Utama Jatuhnya Pesawat Air India, Saklar Bahan Bakar Bergeser Sendiri

Perpindahan posisi saklar itu menyebabkan kedua mesin pesawat mati mendadak, membuat pilot kehilangan kendali atas pesawat.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
PESAWAT JATUH - Akhirnya Terungkap Penyebab Utama Jatuhnya Pesawat Air India, Saklar Bahan Bakar Bergeser Sendiri 

Perlu diketahui, saklar (switch) ini didesain Boeing agar tidak bisa berpindah secara tak sengaja, seperti tersenggol dsb. Masing-masing saklar harus ditarik ke atas dahulu (menariknya pun cukup kuat), sebelum bisa dipindahkan (digerakkan) posisinya.

The Washington Post menambahkan, meski saklar dilengkapi mekanisme pengaman untuk mencegah pergeseran tanpa sengaja, peralihan ke posisi “CUTOFF” tetap terjadi.

Pemeriksaan awal tidak menemukan kerusakan mekanis pada mesin atau sistem pesawat buatan Boeing tersebut, sehingga dugaan sementara mengarah pada human error, baik kelalaian maupun sabotase, sementara investigasi lanjutan masih berjalan.

Penyelidikan kecelakaan ini dibantu oleh NTSB AS, Boeing, dan General Electric, pembuat mesin GEnx untuk B787 Dreamliner, tipe pesawat yang terlibat dalam kecelakaan Air India AI171.

Hingga saat ini, belum ada rekomendasi keselamatan baru khusus untuk operator Boeing 787-8 atau mesin GE GEnx-1B, menandakan belum ditemukannya kerusakan struktural atau mekanis yang berarti.

Laporan awal (preliminary report) Air India AI171 bisa didownload di link berikut ini.

Ahli Soroti Posisi Sayap dan Roda Pesawat sebelum Jatuh

Para praktisi dan ahli penerbangan saat ini menyoroti kedua komponen tersebut, sebagai petunjuk awal penyebab kecelakaan B787 nahas tersebut.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat bahwa landing gear Boeing 787 tersebut tidak tertarik masuk ke badan pesawat meski sudah meninggalkan landasan. 

Informasi dari radar dan rekaman visual menunjukkan bahwa pesawat hanya sempat naik pada ketinggian antara 190 hingga 625 kaki, sebelum kembali turun dengan cepat dan menabrak permukiman padat di kawasan Meghani Nagar, tak jauh dari Bandara Internasional Ahmedabad.

Dalam rekaman, selain roda yang tetap dalam posisi terbuka, flap pada sayap juga terlihat tertutup.

Flap berfungsi penting dalam menambah daya angkat saat take-off. Dengan posisi flap yang tidak terbuka dan roda pendarat yang tetap turun, pesawat berada dalam konfigurasi aerodinamis yang abnormal, menyebabkan drag besar dan minim lift (daya angkat).

Dua kondisi ini menjadi fokus utama investigasi karena diyakini berkontribusi besar terhadap kecelakaan yang menewaskan lebih dari 240 penumpang dan awak.

Menurut pakar penerbangan dari Airlineratings, dugaan kuat mengarah pada kerusakan sistem hidrolik atau kegagalan mesin, yang dapat berdampak langsung pada kinerja landing gear dan kontrol permukaan pesawat lainnya.

"Berdasarkan fakta yang tersedia saat ini, tampaknya tidak ada penjelasan lain yang lebih mungkin selain kegagalan mesin dan sistem hidraulik," kata ahli keamananpenerbangan  Airlineratings, Josh Wood dikutip KompasTekno, Jumat (13/6/2025).

"Tidak ada ledakan yang terlihat sebelum tabrakan, dan kita dapat mengesampingkan faktor cuaca," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved