Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cewek Kotamobagu

Cewek Kotamobagu Mega Palit, Guru Cantik Cucu Seniman Populer Bolaang Mongondow Bernard Ginupit

Mega Yuniar Palit. Guru cantik yang merupakan cucu seniman populer Bolaang Mongondow, Bernard Ginupit. Mega lahir di Kotamobagu pada 3 Juni 1999.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Dok. Pribadi/Istimewa
CEWEK KOTAMOBAGU - Mega Palit. Guru cantik yang merupakan cucu seniman populer Bolaang Mongondow, Bernard Ginupit. Mega lahir di Kotamobagu pada 3 Juni 1999. Ia adalah alumnus Universitas Negeri Manado (UNIMA), mahasiswi juruPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mega Yuniar Palit - Ginupit, cewek Kotamobagu - Sulut yang kini mengabdi sebagai seorang guru di pusat pemerintahan Bolaang Mongondow (Bolmong). 

Sosoknya yang rupawan dikenal periang nan lembut.

Perempuan yang akrab disapa Egaa ini juga menyimpan warisan seni dari keluarganya.

Ega merupakan perempuan kelahiran Kotamobagu, 3 Juni 1999.

Tak hanya dikenal sebagai guru muda penuh dedikasi, ia juga merupakan cucu dari seorang budayawan dan seniman besar di Bolaang Mongondow yang menciptakan sejumlah lagu daerah legendaris.

Gen seni Ega mengalir dari sang kakek, Bernard Ginupit atau B. Ginupit, penulis banyak lagu daerah Bolmong.

CEWEK KOTAMOBAGU - Mega Palit.
CEWEK KOTAMOBAGU - Mega Palit. Guru cantik yang merupakan cucu seniman populer Bolaang Mongondow, Bernard Ginupit. Mega lahir di Kotamobagu pada 3 Juni 1999. Ia adalah alumnus Universitas Negeri Manado (UNIMA), mahasiswi juruPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Salah satu lagu legendaris milik B. Ginupit yakni Tano Tanobon, memiliki arti mendalam, yang dalam bahasa Bolaang Mongondow berarti “Tanah Berharga”.

Lagu ini bukan sekadar karya musik, tapi juga simbol cinta terhadap tanah leluhur, yang hingga kini tetap hidup di hati masyarakat Bolaang Mongondow.

Lagu lainnya yang ditulis B. Ginupit, yakni Morawoy, Tobatu’ Lipu, Tano Tanobon.

Dedikasi serta karya dari sang kakek menjadi kebanggaan dan sangat dihargai oleh Ega.

“Saya bangga menjadi bagian dari keluarga seniman. Opa (Kakek) saya pencipta lagu Tano Tanobon. Meskipun saya tidak mendalami seni secara profesional, tapi dari kecil saya sudah diajarkan untuk mencintai seni dan budaya,” katanya, Jumat (11/7/2025).

Ega juga mempunyai hobi bernyanyi sebagai wadah bagi dirinya untuk mengekspresikan diri.

Meskipun itu hanya dijalaninya sebatas kesenangan pribadi.

“Bernyanyi buat saya adalah pelarian yang menyenangkan, apalagi kalau lagi penat. Mungkin darah seni dari keluarga papa itu masih melekat,” ucapnya.

Tapi jalan hidup Egaa justru membawanya ke dunia pendidikan.

Ega kini mengabdi sebagai guru honorer di SMP Negeri 6 Lolak, Bolaang Mongondow, sejak Agustus 2024.

Setelah menyelesaikan studi S1 di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado (UNIMA), Ega tak menunda untuk langsung terjun mengajar.

Motivasinya menjadi guru pun datang dari lingkungan keluarga.

“Hampir semua keluarga saya adalah pendidik, jadi sejak kecil saya sudah terbiasa melihat bagaimana mereka berdedikasi. Dari situlah saya yakin ingin ikut berkontribusi mendidik generasi penerus,” ujarnya.

Sebagai anak tunggal berdarah campuran Mongondow dan Sanger (Sangihe), Ega tumbuh dalam suasana yang menghargai nilai budaya, pendidikan, dan kebersamaan.

Di waktu luang, ia senang berkumpul dan ngopi bersama teman-temannya, menikmati obrolan ringan yang menjadi keseimbangan dari rutinitas mengajar.

Harapan Ega sederhana, tapi kuat, yakni menjadi pendidik yang bermanfaat dan memberi dampak positif bagi banyak orang.

“Saya ingin terus belajar dan tumbuh bersama anak-anak didik saya. Semoga saya bisa memberi sesuatu yang berarti bagi mereka,” tutur Egaa.

Tak lupa, Ega juga menyampaikan pesan penuh semangat untuk para perempuan muda.

“Teruslah belajar dan berkembang, tunjukkan bahwa perempuan bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. Seperti kata R.A. Kartini, ‘Jangan biarkan perempuan diperlakukan semena-mena.’”

Mega Palit adalah cerminan perempuan muda Kotamobagu yang tumbuh dari akar seni dan pendidikan.

Ega tak hanya mewarisi jejak kakeknya sebagai penjaga budaya, tapi juga menapaki jalannya sendiri sebagai pendidik generasi masa depan.

CEWEK KOTAMOBAGU - Mega Palit. Guru
CEWEK KOTAMOBAGU - Mega Palit. Guru cantik yang merupakan cucu seniman populer Bolaang Mongondow, Bernard Ginupit. Mega lahir di Kotamobagu pada 3 Juni 1999. Ia adalah alumnus Universitas Negeri Manado (UNIMA), mahasiswi juruPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).

Untuk yang ingin mengenal lebih dekat sosok inspiratif ini, Egaa aktif di media sosial melalui akun Facebook @Mega Yuniar Ginupit dan Instagram @megayuniarrr. (Gob)

-

Baca juga: Cewek Kotamobagu Aprilia Andup, Mahasiswi Fekon Unima yang Sarat Pengalaman Berorganisasi

Baca juga: Cewek Kotamobagu Nurhikmah Kokalo, Senang Jadi Pendidik, Ini Alasannya

Baca juga: Cewek Kotamobagu Sindy Fitriani Goentur Berkarir di BUMN, Suka Ekonomi Sejak SMA

 
 
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved