Mafia Beras Oplos SPHP
Akhirnya Terungkap, Mafia Beras Akui Oplos SPHP Jadi Premium, Mentan: Beredar di Supermarket
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, akibat praktik tersebut, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 10 triliun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Praktik curang dalam peredaran beras kembali mencuat.
Kali ini, pengoplosan beras dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) menjadi beras premium terungkap menimbulkan kerugian yang sangat besar, baik bagi negara maupun masyarakat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, akibat praktik tersebut, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 10 triliun.
Sementara di tingkat konsumen, kerugian ekonomi yang ditimbulkan bahkan lebih besar, mencapai Rp 99 triliun.
Baca juga: PLN akan Hentikan Aliran Listrik di Minahasa Selatan Kamis 3 Juli 2025, Cek Lokasi yang Terdampak
Hal itu disampaikan oleh Mentan Amran saat menyampaikan laporan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Amran menambahkan, pengawasan distribusi beras SPHP perlu diperketat agar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang ingin meraup keuntungan besar secara ilegal. Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan lembaga terkait untuk menindak pelaku pengoplosan secara tegas.
Menurut dia, sebanyak 80 persen beras SPHP di tingkat konsumen telah dikemas ulang dan dijual sebagai beras premium dengan harga tinggi. Hanya sekitar 20 persen yang benar-benar dipajang dalam kemasan SPHP sebagaimana mestinya.
“Setelah SPHP, kita lihat, tanya langsung di tempat-tempat penyewa SPHP, yang dilakukan adalah, ini informasi dari mereka, 20 persen dipajang, 80 persen ini dibongkar, kemudian dijual premium (mahal),” ujar Amran.
Beredar di Supermarket
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan beras oplosan yang dikemas ulang sebagai beras premium dan telah beredar luas, termasuk di sejumlah minimarket dan supermarket terkenal.
Temuan ini diperoleh dari hasil pengambilan sampel di berbagai jalur distribusi oleh tim gabungan Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan, Kejaksaan Agung, dan instansi terkait lainnya.
“Iya, beredar. Supermarket beredar. Itu kami ambil sampel dari sana semua,” ujar Amran kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025) seperti dikutip dari Antara.
Setelah kasus ini dibongkar, Amran mencatat sejumlah minimarket mulai menarik produk beras oplosan dari rak penjualan. Ia berharap langkah itu menjadi sinyal positif bagi perlindungan konsumen.
Namun demikian, Amran menegaskan bahwa data dan bukti terkait praktik kecurangan tersebut telah diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti secara serius. Ia juga meminta agar penindakan difokuskan pada produsen besar, bukan pedagang kecil.
“Jangan korbankan pedagang kecil. Tapi ke produsennya yang besar-besar. Janganlah yang penjual eceran,” tegasnya.
Skema Kerugian Negara
Beras SPHP sejatinya dijual dengan harga terjangkau karena telah disubsidi oleh pemerintah, misalnya dengan subsidi harga Rp 1.500 per kilogram.
Daftar Lengkap Nama Pejabat Pemkot Manado, Bitung dan Pemkab Minut yang Baru Dilantik |
![]() |
---|
Sosok Oil Kumar, Pria yang 33 Tahun Minum Oli Bekas, Setiap Hari Habis 8 Liter dan Tolak Makan Nasi |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut, Seorang Bocah 9 Tahun Tewas, Mobil Pikap Oleng Tabrak 3 Siswa yang Sedang Jalan |
![]() |
---|
Harga Emas Meroket Selasa 23 September 2025, Naik Rp41.000, per Gram Jadi Segini |
![]() |
---|
Heboh Mobil yang Dipakai Aura Putri Wali Kota Prabumulih ke Sekolah Disebut Tak Tercatat di LHKPN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.