Beras
Ada 212 Merek Beras Tak Sesuai Standar Mutu dan Takaran di Pasaran, Temuan Kementan
Amran menjelaskan, temuan ini berawal dari pengecekan langsung di pasar-pasar berbagai kota besar di Indonesia, mencakup 10 provinsi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masyarakat Indonesia rupanya banyak yang ditipu produk beras kemasan di pasaran.
Lantaran banyak temuan poroduk beras tidak sesuai takaran dan tidak memenuhi standar musuh.
Itu berdasarkan temuan dari Kemenyerian Pertanian.
Baca juga: Harga Beras di Pasar Bersehati Manado Sulawesi Utara Minggu 22 Juni 2025
Tak hanya sedikit, terhitung ada sekitar 212 merek beras.
Padahal pada kemasan beras tersebut sudah tertulis premium atau medium.
Kerugian masyarkat tentu sangat besar, lantaran kualitas dan kuantitas yang didapat tidak sesuai.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya menemukan peredaran 212 merek beras yang tak sesuai standar mutu dan takaran di pasaran.
Amran menyebut, beras-beras tersebut terdiri atas kategori premium dan medium, dan diduga menjadi penyebab lonjakan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) meskipun stok beras nasional melimpah.
"Baru saja diumumkan, 3 hari lalu bahwa beras kita diprediksi 35,6 juta ton. Target kita 32 juta ton. Artinya, 3,6 juta ton di atas target," kata Amran dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (26/6/2026).
Amran menjelaskan, temuan ini berawal dari pengecekan langsung di pasar-pasar berbagai kota besar di Indonesia, mencakup 10 provinsi.
Pemeriksaan tersebut, kata dia, meliputi aspek mutu, kualitas, timbangan, dan kesesuaian harga jual dengan ketentuan pemerintah.
"Ada anomali yang kami baca. Kami mengecek di pasar, di 10 provinsi, kota besar Indonesia. Kami cek mulai mutu, kualitas, timbangan, ternyata tidak pas, termasuk HET," ujar Amran.
Dari hasil pengujian yang melibatkan 13 laboratorium, diketahui bahwa 85,56 persen dari 136 merek beras premium tidak memenuhi standar mutu.
Selain itu, Amran menyebut bahwa sebanyak 59,78 persen tidak sesuai dengan HET dan 21 persen tidak sesuai dengan takaran berat.
"Katakanlah beratnya 5 kilo harusnya. Tetapi 4 kilo. Kemudian HET di atas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian ini yang serius, yakni mutu beras. Tidak sesuai dengan standar. Ini mengejutkan kami semua," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.