Manado
Manado Masuk 10 Besar Kota Paling Toleran di Indonesia Tahun 2025, Sitou Timou Tumou Tou
Manado masuk 10 kota paling toleran di Indonesia pada tahun 2025 versi Setara Institute.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Manado masuk 10 kota paling toleran di Indonesia pada tahun 2025 versi Setara Institute.
Hal ini dibeber Kepala BNPT RI Komjen Pol Eddy Hartono saat mengukuhkan Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Manado di Hotel Gran Puri, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Rabu (25/6/2025).
"Manado masuk 10 besar kota paling toleran di Indonesia," kata dia..
Ungkap Komjen Eddy, prestasi ini sangat fenomenal. Sebab, Manado selalu masuk 10 besar selama sembilan tahun berturut - turut.
"Ini membuktikan bahwa tingkat toleransi di kota Manado sangat tinggi," ucapnya.
Komjen Eddy juga mengajak pemerintah dan masyarakat untuk mempertahankan predikat tersebut dengan terus merawat perilaku hidup yang penuh toleransi.
Wali Kota Manado Andrei Angouw mengatakan, salah satu filosofi yang hidup di Manado adalah Sitou Timou Tumou Tou.
Artinya manusia hidup untuk memuliakan manusia lain. "Filosofi dari Dr. Sam Ratulangi ini ada di lambang Kota Manado," katanya.

Sekilas Tentang Manado
Manado yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara, telah dikenal sejak zaman kolonial.
Dalam catatan, ada beberapa bangsa Eropa yang sempat menancapkan hegemoni dan pengaruhnya di kota ini.
Spanyol dan Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di Manado.
Kemudian Belanda yang berkuasa hingga kemerdekaan Republik Indonesia.
Ada beragam versi terkait asal-usul nama Manado. Kebanyakan menyebut bahwa Manado berasal dari bahasa lokal suku-suku yang ada di Sulawesi Utara.
Ada yang meyakini Manado berasal dari kata Manaroe atau Manadou (bahasa daerah Minahasa), artinya dijauh, penyebutannya hampir sama dengan bahasa Sangihe, yaitu Manaro yang memiliki arti dijauh atau negeri yang jauh.
Beberapa kalangan juga mengaitkan kata Manado dengan istilah dalam bahasa etnis Mongondow yakni Monanow, artinya melihat dari jauh.
Kendati ada beberapa kalangan meyakini nama yang lebih tua dari Manado adalah Wenang.
Menurut Prof Geraldine Manoppo - Watupongoh, pergantian nama Wenang menjadi Manado dilakukan oleh Spanyol pada tahun 1682.
Pergantian Wenang menjadi Manado disebabkan dokumen dan surat-surat penting bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda banyak mencantumkan nama Manado serta lebih banyak dikenal dibandingkan Wenang.
Pada tahun 1623 nama Manado mulai dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Karena alasan tersebut Wenang diganti menjadi Manado.
Versi lain menyebutkan Manado sebelumnya adalah Pogidon.
Wilayah Pogidon sering diidentikan dengan Wenang.
Namun, Pogidon dan Wenang merupakan dua negeri yang berbeda.
Wenang merupakan negeri luas, sedangkan Pogidon adalah pemukiman kecil.
Meskipun Kota Manado berasal dari bahasa lokal, namun kata yang hampir punah ini diwarisi dari dokumen-dokumen bangsa Eropa.

Dalam dokumen itu disebutkan bahwa nama Manado ditemukan pelaut Portugis yang bernama Simao d'Abreu pada tahun 1523 dan merupakan pulau yang sudah berpenghuni sejak 1339.
Namun, Simao tidak mempublikasikan temuannya itu. Hasil temuan tersebut dipublikasikan oleh Antonio Galvao, mantan gubernur Portugis di Maluku dalam buku berjudul Tratado.
Pada tahun 1541, Nicolaas Desliens, orang Eropa asal Perancis yang mencantumkan nama Manado di peta dunia.
Diperkirakan, Desliens mendapatkan nama Manado dari Simao d'Abreu.
Jika benar, maka d'Abreu dianggap membocorkan informasi rahasia.
Karena, bangsa Portugis menerapkan politik tutup mulut sebagai kebijakan distrik.
Artinya, semua informasi yang dimiliki tidak boleh diketahui bangsa Eropa lain.
(TribunManado.co.id/Art/Riz)
-
Baca juga: Berikut Daftar 10 Kota Toleran dan Intoleran pada 2022-2024 Versi SETARA Institute
Intip Ritual Masak Minyak Obat di Klenteng Kwan Kong Manado, Ada Turis Cina dan Amerika Serikat |
![]() |
---|
Fakta-Fakta Peristiwa Korsleting Listrik di Rumah Dinas Dandim 1309/Manado |
![]() |
---|
Richard Sualang Pimpin Ibadah Hari Raya Pentakosta di Gereja GMIM El Manibang Malalayang Manado |
![]() |
---|
Penyebab Pengunjung Megamall Manado Berkurang Jelang Idul Fitri 2025: Bencana dan Ekonomi |
![]() |
---|
Beberapa Hari Sebelum Lebaran, Pasar 45 Manado, Sulut, Padat, Warga Belanja hingga Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.