Surga Tersembunyi di Tompasobaru: Pemandian Air Panas Alexi, Oase Alam di Tengah Perkebunan Nilam

TRIBUNMANADO.CO.ID – Di balik hamparan kebun nilam dan sawah hijau Desa Pinaesaan, Tompasobaru, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), tersembunyi sebuah permata wisata yang belum banyak diketahui orang.

Namanya Pemandian Air Panas Alexi.

Lokasinya tak hanya strategis, tapi juga menyuguhkan pengalaman berbeda. Jauh dari hiruk pikuk kota, suasana pedesaan yang tenang langsung menyambut setiap pengunjung yang datang.

Udara segar pegunungan berpadu dengan hangatnya kolam air panas alami, menjadikan tempat ini sebagai destinasi sempurna untuk melepas penat.

Perjalanan menuju lokasi pun terbilang terjangkau. Dari pusat Kota Manado, waktu tempuh sekitar tiga jam.

Namun jika kamu berangkat dari pusat Kabupaten Minsel Amurang, cukup 1 jam 40 menit untuk sampai dan langsung merasakan kehangatan alami air yang keluar dari perut bumi.

Sesampainya di sana, pengunjung disambut oleh kolam pemandian yang menggoda. Airnya bening dan hangat, pas untuk merilekskan otot-otot yang kaku setelah rutinitas harian. Tak heran jika banyak pengunjung mengaku tubuh mereka terasa jauh lebih ringan usai berendam.

Pemandian Air Panas ini buka setiap hari dari pukul 08.00 - 23.00 Wita.

Harga masuk pun terjangkau, untuk orang dewasa hanya Rp 10 ribu dan anak-anak Rp 5 ribu.

Seperti yang dirasakan Chinki, seorang pengunjung asal Minahasa Utara.

“Tempatnya asri, sejuk, dan suasananya benar-benar pedesaan. Usai berendam, badan langsung terasa rileks. Lelah bekerja seperti hilang begitu saja,” ungkapnya.

Menariknya, di sekitar kolam air panas, pengelola juga menyediakan berbagai pilihan makanan dan minuman hangat.

Mulai dari makanan khas seperti pisang goreng, aneka mi instan, hingga hangat minuman yang cocok dinikmati setelah berendam.

Namun, lebih dari sekadar tempat relaksasi, Pemandian Air Panas Alexi diharapkan mampu menjadi ikon wisata baru di Minsel.

“Saya berharap tempat ini bisa dikenal luas, tidak hanya oleh warga Pinaesaan atau Tompasobaru, tapi juga masyarakat Sulut bahkan luar daerah. Supaya desa kami bisa dilihat dari sisi positif dan jadi daya tarik wisata," tambah Chinki.