Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP/MTs Halaman 186 Kurikulum Merdeka: Iman kepada Qada dan Qadar

Orang tua/wali bisa mendampingi anak ketika belajar. Kemudian, kunci jawaban bisa digunakan untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Editor: Isvara Savitri
Tribun Manado
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi. Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP/MTs Halaman 186 Kurikulum Merdeka: Iman kepada Qada dan Qadar 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Soal Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka halaman 186, karangan Iis Suryatini, dkk. terbitan Kemdikbudristek tahun 2022 dibahas dalam artikel ini.

Soal tersebut berjudul Aktivitas 8.

Materinya berkaitan dengan iman kepada qada dan qadar.

Artikel ini juga memuat kunci jawabannya.

Namun, siswa harus menjawab soal secara mandiri.

Orang tua/wali bisa mendampingi anak ketika belajar.

Kemudian, kunci jawaban bisa digunakan untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci Jawaban PAI Kelas 9 SMP/MTs Kuriklum Merdeka Hal 186

Aktivitas 8

Bacalah kisah “KISAH INDAH TENTANG IMAN PADA QADA DAN QADAR” inspiratif di bawah ini, kemudian rumuskan nilai apa saja yang bisa dijadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari dari kisah tersebut dikaitkan dengan materi yang dipelajari, kemudian ceritakan kembali di depan kelas, dengan menggunakan bahasa sendiri!

KISAH INDAH TENTANG IMAN PADA QADA DAN QADAR 

Ini merupakan kisah nyata tentang seorang hamba saleh yang diuji oleh Allah dengan dua anaknya yang lahir dan tumbuh menjadi bayi, kemudian ajal selalu menjemput nyawa anaknya. Hatinya sedih dan hancur namun ia tidak kehilangan kesabaran. Hingga lahirlah anak yang ketiga, tidak lama kemudian anaknya sakit, sehingga bayangbayang kematian pun tiba. 

Ilustrasi belajar.
Ilustrasi belajar. (Pexels.com/Cottonbro Studio)

Sang ayah menunggunya dengan setia sampai tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya ia melihat bahwa dirinya berada di atas siraṭ dan ingin khawatir jatuh. Lalu datanglah anak pertama yang sudah meninggal, ia berkata, “saya akan menopangmu, ayah”. Sang ayah pun mulai berjalan, akan tetapi masih khawatir terjatuh dari sisi lain. Ia melihat anak keduanya datang dari sisi yang lain lalu menuntunnya. Sang ayah pun bergembira ria dan bersuka cita. Akan tetapi tidak lama ia berjalan, ia merasakan ada keharusan yang semakin lama semakin mencengkram. Ia meminta kepada salah seorang anaknya agar memberinya minum. Sang anak mengatakan, “maaf ayah, jika salah seorang di antara kami meninggalkan ayah, nanti ayah bisa terjatuh”. Saudaranya menimpali, “Seandainya saudara kita yang ketiga bersama kami, tentu dia dapat memberi minum”. 

Sang ayah kaget terbangun dari tidurnya seraya memuji kepada dan langsung memperhatikan anaknya yang ternyata ia telah meninggal dunia. Segera ia berkata segala puji bagi Allah, aku telah menjadikanmu sebagai simpanan dan pahala di sisi Allah. Engkaulah yang mendahului ku di atas siraṭ di hari kiamat.” Dengan demikian kematian anaknya yang ketiga menjadi penyejuk hatinya. 

Disarikan dari Majalah Qiblati Edisi 2 Tahun I

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved