Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Covid 19

Apa Itu Nimbus? Varian Baru Covid 19, Berikut Penjelasannya

Varian nimbus atau NB.1.8.1 dikaitkan dengan peningkatan kasus covid-19 di beberapa negara.

Editor: Alpen Martinus
Photo: Meta AI
COVID 19 - Gambar ilustrasi virus. Muncul varian baru covid 19 bernama onimbus 

3. Masih Berhubungan dengan Varian JN.1.

Secara genomik varian Nimbus ini berhubungan dengan XDV.1.5.1 dan kemudian dengan varian JN.1.

Bila dibandingkan dengan varian dominan lainnya yaitu  LP.8.1 maka varian Nimbus NB.1.8.1 punya berbagai mutasi “spike” pada T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I.

4. Lebih Mudah Menyebar

Mutasi “spike” pada posisi 445 menunjukkan peningkatan keterikatan (“enhance binding affinity”) terhadap reseptor hACE2.

Hal inilah yang menyebabkan varian ini jadi lebih mudah menular.

"Bukan tidak mungkin terkait dengan peningkatan kasus di beberapa negara sekarang ini," ungkap Prof Tjandra kepada wartawan Selasa (10/6/2025).

5.  Dampak Varian Nimbus

Dampak lain mutasi varian Nimbus pada posisi  435 juga mengakibatkan penurunan potensi netralisasi antibodi, sementara mutasi pada posisi 478 menunjukkan evasi antibodi pula.

6. Menyebar di 22 Negara

Sampai pada 18 Mei 2025, sudah ada 518 sekuen NB.1.8.1 dilaporkan oleh 22 negara ke GISAID from 22 countries, dan datanya menunjukkan 10,7 persen data global pada pekan epidemiologi (“epidemiological week – EW”) ke 17 tahun 2025 (21 sampai 27 April 2025).

Walaupun angka persentase ini nampaknya masih kecil tetapi ini jauh meningkat dari angka empat minggu sebelumnya (31 Maret sampai 6 April 2025) yang masih 2.5 persen.

7. Tingkatkan Jumlah Tes

Akan baik kalau Indonesia juga melakukan surveilan genomik yang lebih giat lagi, untuk melihat perkembangan varian Nimbus ini.

Salah satu rekomendasi yang perlu dipertimbangkan adalah dengan meningkatkan jumlah tes, misalnya diberlakukan kebijakan tes covid-19 untuk semua kasus “Severe Acute Respiratory Illness (SARI)”  yang di rawat di rumah sakit kita dan juga 5 persen kasus “Influenza-Like Illness (ILI)”.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved