Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Populer Sulawesi Utara

Berita Populer Sulawesi Utara: Kisah 'Pantai Terakhir' di Kota Manado yang Terancam Hilang

Berita Populer Sulawesi Utara. Kisah 'Pantai Terakhir' di Kota Manado yang terancam hilang. Pantai Karangria akan direklamasi.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Arthur Rompis-TribunManado.co.id
PANTAI KARANGRIA - Potret Pantai Terapi Karangria di Kelurahan Bitung Karangria, Manado, Sulut. Berita Populer Sulawesi Utara. Kisah 'Pantai Terakhir' di Kota Manado yang Terancam Hilang. Pantai Karangria akan direklamasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berita Populer Sulawesi Utara (Sulut).

Nasib pantai Karangria di Kota Manado yang terancam hilang.

Saat ini Pantai Karangria menyandang julukan baru. Yakni disebut sebagai "Pantai Terakhir" di Kota Manado.

Kabar ini mendapat sorotan publik Sulut, khususnya di Kota "Tinutuan" Manado.

Mungkin ini menjadi julukan yang agak mendramatisir. Tetapi ada logikanya. 

Memang benar bilamana pantai Karangria merupakan satu satunya pantai di Manado yang saat ini dapat dinikmati warga masyarakat untuk mandi tanpa membayar alias gratis.

Mirisnya citra pantai terakhir ini pun terancam hilang.

Tinggal tunggu waktu wilayah pantai Karangria direklamasi.

Beberapa pantai sekitarnya sudah dipagari dengan seng.

PANTAI KARANGRIA - Tanda peringatan di area tempat penyu bertelur di Pantai Karangria, Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara, Senin (19/5/2025).
PANTAI KARANGRIA - Tanda peringatan di area tempat penyu bertelur di Pantai Karangria, Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara, Senin (19/5/2025). (Tribunmanado.com/Fernando Lumowa)

Tribun Manado menyambangi pantai ini Senin (9/6/2025) siang.

Terlihat ada banyak warga yang mengisi liburan cuti bersama Idul Adha dengan bertamasya disana.

Terpantau ada yang mandi di pantai. Ada pula yang berjemur di tepi pantai

Lainnya asyik menyantap makanan khas Manado di lokasi kuliner di pinggir pantai tersebut.

"Ini pantai terakhir di Manado," kata Max Gandaria, salah satu perwakilan nelayan di sana.

Max mengaku asal-usul pantai tersebut agak misterius.

Dulunya pantai agak menjorok ke daratan.

Kemudian ada timbunan, lantas pantai tersebut muncul.

"Mulailah ini jadi pantai indah tempat mandi, lalu muncul keistimewaan lainnya yakni bisa jadi tempat terapi penyakit stroke," kata Max.

Tempat itu pun jadi harapan masyarakat setempat, terlebih nelayan.

Namun datangnya wacana reklamasi membuyarkan impian tersebut.

Max mengaku reklamasi akan merugikan nelayan.

"Kami pun berjuang, sudah sidang beberapa kali di Jakarta dan kami menang," katanya.

Ada hal unik terjadi. Kala sidang, entah bagaimana, tiba-tiba datang penyu yang bertelur di pantai ini.

Tak tanggung tanggung, penyu yang datang hingga empat ekor.

Ia mengamini ini adalah tanda dari Tuhan, bahwa pantai terakhir ini harus tetap ada di Manado.

"Saya percaya ini adalah tanda dari Tuhan, ini pantai terakhir yang harus kita jaga bersama agar jangan punah," kata dia.

Janji PT MUP

Sebelumnya diberitakan PT Manado Utara Perkasa (MUP) akan mereklamasi 90 hektar perairan Karangria Manado, Sulawesi Utara, mengubahnya menjadi wilayah daratan baru.

Reklamasi pantai ini tampaknya akan berdampak bagi nelayan sekitar.

Pasalnya, tambatan perahu mereka juga akan kena dampak dari reklamasi ini.

"Tambatan perahu kita akan kena dampak dari reklamasi ini," ujar Sonny, salah satu nelayan di pantai Karangria Manado, saat ditemui Tribumanado,co,id, Rabu (1/5/2024) lalu.

Kata Alim, meksipun kena dampak pihak PT MUP selaku pengembang sudah berjanji akan membuat tambatan perahu yang baru.

PANTAI: Pantai Karangria di kota Manado provinsi Sulawesi Utara, Senin (17/3/2025). Tempat ini selain jadi lokasi wisata juga sering dijadikan warga sebagai tempat terapi stroke.
PANTAI: Pantai Karangria di kota Manado provinsi Sulawesi Utara, Senin (17/3/2025). Tempat ini selain jadi lokasi wisata juga sering dijadikan warga sebagai tempat terapi stroke. (tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Bahkan sebelumnya, rencana itu sudah disosialisasikan oleh pihak PT MUP kepada nelayan sekitar.

"Lalu juga kita para nelayan juga sudah bertemu dengan pihak pengembang untuk berbicara hal ini dan mereka berjanji akan bangun tambatan perahu yang lebih baik," ujarnya.

Kami berharap janji ini bisa ditepati karena hidup kami sangat bergantung terhadap tambatan perahu ini," terangnya. (TribunManado.co.id/Art/Fer)

-

Baca juga: Update Reklamasi Pesisir Manado Sulawesi Utara, Ada Rumah Adat Minahasa

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved