Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bitung Sulawesi Utara

Ada Warga Pinasungkulan Tolak Relokasi hingga Blokade Jalan ke Tambang, Ini Respons PT MSM/TTN

"Kalau pekerja harian tidak masuk kerja, berarti mereka tidak digaji. Begitu pula karyawan kontrak, absensi akan memengaruhi penilaian kinerja,"

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Fistel Mukuan
RUMAH RELOKASI - Rumah relokasi yang disediakan PT MSM/TTN di Kelurahan Danowudu, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Rencananya, warga Tinerungan Lingkungan 2, Kelurahan Pinasungkulan, Ranowulu, bakal direlokasi ke perumahan tersebut. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG – Proses relokasi warga Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Sulawesi Utara, ke kawasan baru di Kelurahan Danowudu belum berjalan mulus. 

Ada warga yang masih menolak pindah dan bahkan memblokade akses jalan menuju area operasional PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).

Aksi pemblokiran jalan oleh warga Pinasungkulan pada 26 dan 27 Mei 2025 berdampak pada para pekerja dari Kelurahan Dua Sudara yang setiap hari melintasi jalan tersebut untuk bekerja di PT MSM/TTN

Beberapa pekerja bahkan terpaksa mencari jalur alternatif termasuk melewati sungai, demi sampai ke lokasi kerja.

Lurah Dua Sudara, Lucky Runtuwene, menyayangkan aksi tersebut karena dinilai menghambat hak warga lain. 

"Kalau pekerja harian tidak masuk kerja, berarti mereka tidak digaji. Begitu pula karyawan kontrak, absensi akan memengaruhi penilaian kinerja,” ujarnya, Selasa (3/6/2025).

Lucky mengaku tak diundang dalam pertemuan antara pihak perusahaan dengan Camat Ranowulu dan Lurah Pinasungkulan yang digelar sehari setelah aksi tersebut.

Meski demikian, ia menahan warga untuk tidak melakukan aksi balasan.

“Kami tetap jaga ketertiban, sekarang situasi sudah kembali normal. Saya harap semua pihak lebih bijak dalam menyampaikan aspirasi,” katanya.

Penjelasan PT MSM/TTN

JALAN - Inilah kondisi jalan yang nyaris putus di Kelurahan Pinasungkulan, Bitung, akibat aktivitas tambang PT MSM/TTN yang dikeluhkan warga, Selasa (3/6/2025). Sementara di sisi lain, perusahaan mulai membangun jalan baru sebagai bagian dari relokasi warga Tinerungan.
JALAN - Inilah kondisi jalan yang nyaris putus di Kelurahan Pinasungkulan, Bitung, akibat aktivitas tambang PT MSM/TTN yang dikeluhkan warga, Selasa (3/6/2025). Sementara di sisi lain, perusahaan mulai membangun jalan baru sebagai bagian dari relokasi warga Tinerungan. (Tribun Manado/Fistel Mukuan)

Manager External Relation PT MSM/TTN Herry Inyo Rumondor menyatakan bahwa perusahaan tetap membuka ruang dialog dengan warga

Ia menegaskan tidak ada paksaan dalam proses relokasi.

“PT MSM tidak memaksa warga untuk pindah. Semuanya dilakukan dengan sukarela. Kami hanya mendengarkan aspirasi dan mencoba menindaklanjutinya,” ujar Herry saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (5/6/2025).

Hampir 70 persen pekerja di PT MSM berasal dari wilayah lingkar tambang, termasuk warga Pinasungkulan

Terkait pemblokiran jalan, menurutnya itu sudah menjadi ranah keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Keluhan Warga yang Menolak Pindah

Salah satu warga yang belum bersedia direlokasi adalah Agus Pangalila, mantan kepala lingkungan setempat.

Menurutnya, belum ada kesepakatan mengenai ganti rugi lahan, dan ia menilai pendekatan yang dilakukan perusahaan belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat.

“Dari hati yang paling dalam, saya sebenarnya belum ingin pindah,” kata Agus saat ditemui di rumahnya, Selasa (3/6/2025).

Ia membandingkan nilai ganti rugi yang ditawarkan perusahaan dengan standar proyek-proyek strategis nasional seperti jalan tol.

Baca juga: Daftar 10 Negara dengan Tarif Listrik Paling Murah di Dunia, Indonesia Termasuk Mahal

Baca juga: Lirik Lagu Karena Cintamu - Abraham Ewaldo dan Darlene Elsa

“Kalau proyek tol saja bisa ada ganti rugi dengan nilai tinggi, kenapa proyek bisnis seperti ini tidak bisa setara?” katanya.

Agus juga menyinggung janji-janji perusahaan yang belum ditepati, seperti beasiswa pendidikan.

“Awalnya dijanjikan biaya kuliah ditanggung penuh, tapi kenyataannya tidak sesuai. Akhirnya ada yang kecewa,” ujarnya.

Ia meminta pemerintah kota hingga pusat turun langsung menengahi konflik ini.

“Jangan hanya koordinasi lewat perusahaan. Jalan provinsi di sini saja sudah rusak parah karena aktivitas tambang, tapi pemerintah seperti tutup mata,” tambahnya.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved