Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tonal

Sosok Nadia Matilda Tesalonika Esa, Cewek Asal Minut yang Bercita-cita Jadi Apoteker Profesional

Sosok Nadia Tesalonika. Cewek asal Minut yang bercita-cita menjadi apoteker di tengah tantangan hidup.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Dok. Pribadi Nadia Matilda Tesalonika Esa
CEWEK MINAHASA - Sosok Nadia Matilda Tesalonika Esa. Cewek Asal Minut yang Bercita-cita Jadi Apoteker Profesional. 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Sosok Nadia Matilda Tesalonika Esa. Cewek Asal Minut yang bercita-cita menjadi apoteker profesional untuk kesejahteraan masyarakat. 

Niat Nadia begitu besar meski di tengah derasnya arus tantangan hidup.

Nadia menunjukkan bahwa tekad dan semangat pantang menyerah mampu membuka jalan menuju cita-cita.

Cewek Minahasa yang lahir di Kolongan, Talawaan, Minut, pada 28 Februari 2002 ini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Farmasi, Prisma University. Kini Nadia tengah menapaki semester akhir.

Sejak awal Nadia sudah menetapkan tujuannya, yakni menjadi seorang apoteker profesional.

"Bagi saya, kuliah adalah langkah penting untuk memperdalam pengetahuan dan membuka peluang karier yang lebih baik," ujar Nadia saat diwawancarai.

Meski aktif di dunia akademik, Nadia juga dikenal memiliki minat besar di bidang fashion.

Tapi prioritas utamanya tetap tertuju pada dunia farmasi, bidang yang diyakininya memiliki dampak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

TONAL - Nadia Matilda Tesalonika Esa. Perempuan asal Minut ini bercita-cita menjadi Apoteker.
TONAL - Nadia Matilda Tesalonika Esa. Perempuan asal Minut ini bercita-cita menjadi Apoteker. (Dok. Pribadi)

Tantangan dan Tekad

Perjalanan kuliahnya tak lepas dari berbagai kendala. 

Seperti mahasiswa lainnya, Nadia sempat mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kampus baru, ditambah kesibukannya di organisasi luar kampus yang kerap membuatnya kesulitan membagi waktu.

"Kadang tugas menumpuk, kegiatan organisasi padat, dan ada juga tekanan finansial. 

Tapi saya percaya, setiap tantangan datang untuk ditempuh, bukan dihindari," katanya.

Namun di balik kesulitan itu, Nadia menemukan momen-momen berharga yang membuatnya terus melangkah. 

Persahabatan yang tulus, semangat kolektif antar teman, dan dukungan moral menjadi sumber kekuatan tersendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved