Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 1 - 7 Juni 2025, Yesaya 44:1-8, Tuhan Satu-satunya Allah

Pelita, renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM mulai 1 - 7 Juni 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Yesaya 44:1-8.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA - Renungan Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM mulai 1 - 7 Juni 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Yesaya 44:1-8. 

Ia mendeklarasikan dengan tegas: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain Aku." 

Perkataan Allah ini, menegaskan bahwa Ia tidak menghendaki segala bentuk allah buatan atau allah lain, dan menegaskan otoritas-Nya sebagai Penebus dan Pelindung. 

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Belajar dari bagian Alkitab ini, maka sebagai Pria/Kaum Bapa gereja, ada tiga tanggung jawab utama yang harus kita 
lakukan. Pertama.

Kita harus sadar tentang identitas kita sebagai milik Tuhan. Kita bukan otonom, sehingga kita bertindak seenaknya apalagi jika tidak terkendali. Kita adalah milik Allah, dibentuk, dipilih, dan diutus-Nya.

Ini berarti hidup kita harus mencerminkan karakter Allah jujur, setia, bijak, dan penuh kasih. Dalam dunia yang menawarkan identitas palsu kesuksesan semu, dominasi kaum pria, atau gaya hidup individualistik kita harus kembali ke identitas kita sebagai hamba Tuhan. 

Hal kedua adalah pewarisan iman harus kita lakukan. 

Ayat 3-5 menekankan pentingnya generasi berikut. Tuhan tidak hanya memberkati kita, tetapi juga keturunan kita.

Sebagai suami, ayah atau opa, kita dipanggil untuk menjadi teladan hidup beriman, berdoa, mengamalkan kasih dan pengampunan. 

Warisan terbesar bukanlah harta materi, tetapi iman kepada Allah yang benar.

Ketika anak-anak kita melihat kita bersandar pada Tuhan dalam segala hal, mereka akan berkata: "Aku kepunyaan Tuhan." 

Hal yang ketiga ialah kita harus menolak ilah-ilah atau allah lain; baik itu ilah dalam kepercayaan lama maupun ilah modern.

Sebab hanya ada satu Allah yang benar; Tuhan Allah yang Esa, yang kita sembah; Dia yang menyatakan diri-Nya 
sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Kita harus menegaskan tentang siapa Tuhan yang kita imani di tengah maraknya berhala modern, materialisme, ambisi pribadi, bahkan kenyamanan kita harus berani berkata: "Tidak ada Allah selain TUHAN." 

Sebagai pemimpin keluarga, keputusan, prioritas, dan gaya hidup kita harus menyaksikan bahwa Tuhan adalah satu-satunya pusat hidup keluarga kita. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved