Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Covid19

Penyebab Kasus Covid19 Kembali Muncul di Singapura dan Hong Kong, Tembus 14.000 Kasus dalam Seminggu

Kasus Covid-19 kembali mengalami lonjakan di sejumlah negara Asia, menandai potensi gelombang kedua pandemi yang kini menyebar luas di kawasan.

|
Istimewa/HO
KASUS COVID - Ilustrasi Covid-19 atau Virus Corona. Penyebab Kasus Covid19 Kembali Muncul di Singapura dan Hong Kong, Tembus 14.000 Kasus dalam Seminggu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gelombang Baru Covid-19 Muncul di Asia, Kasus Melejit di Singapura, Hong Kong, dan Thailand

Kasus Covid-19 kembali mengalami lonjakan di sejumlah negara Asia, menandai potensi gelombang kedua pandemi yang kini menyebar luas di kawasan.

Singapura dan Hong Kong menjadi dua wilayah yang mencatat peningkatan kasus signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura dan Hong Kong, Kemenkes Imbau Warga Waspada dan Ikuti Prokes

Dilansir dari Indian Express, Minggu (18/5/2025), otoritas kesehatan Singapura memperkirakan jumlah kasus Covid-19 hingga 3 Mei 2025 mencapai 3.100 kasus dalam kurun waktu sepekan.

Semantara jumlah tersebut naik lagi dari minggu sebelumnya yang berada di kisaran 11.100 kasus.

Di sisi lain, Hong Kong melaporkan lonjakan tajam dalam tingkat sampel pernapasan yang positif Covid-19, naik dari 6,21 persen menjadi 13,66 persen dalam waktu seminggu.

Lebih memprihatinkan, Hong Kong mencatat 31 kematian akibat Covid-19 hingga awal Mei 2025. Otoritas kesehatan di kedua negara menyebut lonjakan ini sebagai bagian dari gelombang kedua penyebaran virus corona yang kembali menghantam Asia pada tahun ini.

Penyebab Merebaknya Kembali Covid-19

Menurut laporan dari Business Standard, Sabtu (17/5/2025), lonjakan kasus Covid-19 di Asia terutama disebabkan oleh penurunan tingkat kekebalan tubuh masyarakat.

Hal ini diperburuk oleh rendahnya cakupan vaksinasi tambahan, terutama di kalangan lansia yang merupakan kelompok paling rentan.

Kementerian Kesehatan Singapura menegaskan bahwa tidak ada indikasi varian yang beredar saat ini lebih menular atau menyebabkan gejala lebih berat dibandingkan varian sebelumnya.

Namun, penurunan kekebalan alami setelah vaksinasi dan infeksi sebelumnya menjadi salah satu faktor utama peningkatan kasus.

“Tidak ada bukti varian saat ini lebih ganas. Tapi kita menghadapi masalah menurunnya kekebalan populasi, ditambah dengan cakupan vaksinasi booster yang rendah di kelompok lansia,” ujar pernyataan resmi Kemenkes Singapura.

Berbeda dari kebanyakan virus pernapasan yang cenderung aktif saat musim dingin, Covid-19 justru menunjukkan pola peningkatan kasus di musim panas tahun ini.

Hal ini membuktikan bahwa virus corona masih sangat aktif menyebar, bahkan dalam kondisi cuaca hangat.

Kementerian Kesehatan RI turut mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, khususnya bagi mereka yang hendak bepergian ke luar negeri.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved